Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menggelorakan Memori Kolektif Bangsa Pelaut sebagai Benteng Pertahanan Kedaulatan NKRI di Laut China Selatan

31 Mei 2024   22:32 Diperbarui: 1 Juni 2024   05:44 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal perang TNI AL latihan perang di Laut Natuna Utara, sumber: tni.mil.id

Ide dan konsep Poros Maritim Dunia ini sangat cemerlang sesuai dengan doktrin Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Ide dan konsep tersebut merupakan wujud nyata memori kolektif.

Emile Durkheim mendefinisikan memori kolektif sebagai ingatan bersama yang efektif dalam diferensiasi sosial. Dalam sebuah kelompok masyarakat, mereka memperoleh ingatan dari peristiwa dan sejarah yang mereka lalui, lalu mereka mengingatnya, mengenalinya, dan menempatkannya dalam pikiran. Ingatan tersebut tidak bersifat tunggal dan tetap hidup lalu diwariskan secara turun menurun dalam kelompok kecil sampai dalam kelompok yang jauh lebih besar.

Ide dan konsep Poros Maritim Dunia memiliki komponen seperti memori kolektif (masa lalu bagaimana leluhur kita berjaya di laut), bagaimana budaya maritim bisa bertahan, dan interaksi masyarakat dari generasi ke generasi.

Karakteristik dari memori kolektif ini membentuk identitas yang kuat sehingga tidak ada lagi bangsa Indonesia di ujung Papua yang merasa biasa-biasa saja ketika Laut Natuna Utara diklaim oleh China. Leluhur kita juga berjaya di laut maka generasinya pun harus tetap mempertahankannya.

Memori kolektif Nenek Moyangku Seorang Pelaut menjadi semacam pengingat bersama bahwa jika ada salah satu wilayah di negara kita terancam kedaulatannya, maka diri kita juga seolah-olah terancam. Seorang pelaut selalu hidup berkelompok dan saling menjaga diri dan wilayah teritorialnya dari perompak, jika salah satu anggota tersandera atau wilayah teritorialnya disusupi bajak laut maka anggota lainnya akan pasang badan.

Ada banyak cara untuk memenuhi tanggung jawab kita terhadap kedaulatan laut, tidak melulu harus hadir di garda terdepan menyingsingkan senjata seperti yang dilakukan oleh leluhur kita, tanggung jawab itu bisa direalisasikan melalui gerakan makan hasil tangkapan laut lokal, aktif dalam gerakan menjaga keberlanjutan ekosistem laut, melakukan penelitian mendalam di bidang maritim, ikut mendalami olahraga akuatik, sampai aktif menyuarakan kedaulatan laut lewat berbagai media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun