Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menggalakkan Episentrum ASEAN dalam Menghadapi Ancaman Kolektif Laut China Selatan

29 Mei 2024   13:59 Diperbarui: 31 Mei 2024   09:07 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal patroli China berhadapan dengan kapal kecil dari Filipina di wilayah sengketa Laut China Selatan, sumber: AFP

Ketika Indonesia mengetuai KTT ASEAN 2023, code of conduct kembali digalakkan. Tujuannya masih sama yakni meningkatkan sikap saling percaya guna mendukung dan memelihara perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan. Lagi-lagi code of conduct masih sebatas perjanjian di atas kertas.

Setahun berikutnya, konflik Laut China Selatan kembali mencuat ke permukaan. Terjadi insiden yang cukup menegangkan antara kapal patroli penjaga pantai China dengan kapal logistik Filipina di Laut China Selatan di kuartal pertama tahun naga.

Indonesia, negara yang menjunjung tinggi moral dalam hubungan internasionalnya, memiliki kesempatan emas untuk menguatkan ASEAN sebagai aktor non negara yang mampu menyelesaikan konflik bertahun-tahun tersebut. Code of conduct ASEAN akan berhasil jika ASEAN menempatkan dirinya sebagai institusi dengan posisi tawar-menawar yang powerfull.

ASEAN tidak boleh menjelma menjadi organisasi regional yang mudah didikte oleh negara besar. Jakarta sebagai tempat bersinggahnya kantor pusat ASEAN, perlu memainkan strategi multidimensi.

Dekonstruksi Neo Realisme yang memandang pesimis dunia internasional perlu untuk dikaji ulang secara mendalam. Kita dapat melihat bagaimana kehadiran kelompok masyarakat, perusahaan multinasional, dan bahkan individu mampu berkontribusi dalam dinamika global. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori Neo Realisme yang menganggap aktor non negara tidak punya kuasa apa-apa.

Realitas dunia bisa dibentuk ulang terutama di wilayah yang rentan konflik seperti Laut China Selatan. Indonesia melalui ASEAN perlu menggandeng aktor-aktor non negara sebagai bagian penting dalam mewujudkan perdamaian dan lebih tegas lagi dalam code of conduct.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun