Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mandalika: Permata Tersembunyi di Lombok Tengah dan Setumpuk Kebanggaan Menyertai

18 November 2021   23:51 Diperbarui: 19 November 2021   00:28 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balapan dengan lanskap alam seindah ini? Sumber: Indonesia Travel

Pada 2018, ketika saya ada kesempatan pergi ke Lombok setelah berlibur singkat di Bali, Gili Trawangan adalah daftar keinginan utama saya. Tak begitu banyak yang saya tahu soal Lombok waktu itu selain pulau kecil tanpa polusi dengan cidomo di mana-mana itu.

Suasana fajar di Gili Trawangan. Sumber: dokpri
Suasana fajar di Gili Trawangan. Sumber: dokpri

Gili Trawangan memang sudah cukup terkenal baik oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Teman-teman saya pun demikian, begitu mendengar kata Lombok, pertanyaan pertama yang diajukan adalah apakah saya bertandang ke Gili Trawangan.

Tapi apa Lombok hanya punya Gili Trawangan? Tentu saja tidak, Lombok itu sangat luas. Gili Trawangan masuk ke wilayah Lombok Barat sementara Pulau Lombok memiliki tiga kabupaten dan satu kota lain di dalamnya yakni Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Kota Mataram.

Lombok punya banyak sekali potensi alam yang tersebar di beberapa penjuru pulau, termasuk kawasan Mandalika yang berada di Kabupaten Lombok Tengah dan saat ini sedang gencar dibangun oleh pemerintah dengan memasukkannya ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Mandalika juga menyandang status Destinasi Wisata Prioritas (DSP) bersama empat tujuan wisata lainnya yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, dan Labuan Bajo karena banyaknya permata yang tersembunyi di tempat-tempat tersebut. Namanya permata, tak elok jika terlalu lama dipendam sendiri, dunia perlu mengetahuinya. DSP Mandalika ini punya daya tarik dan keunikan di antara empat DSP lainnya.

Semua Bermula dari Legenda

Bangsa yang besar memiliki memori kolektif yang terjaga dan terpelihara secara turun-temurun. Memori kolektif tersebut menciptakan sebuah identitas dan kebanggan tersendiri. Begitu pula dengan Mandalika. 

Namanya Putri Mandalika, seorang putri yang baik hati dan cantik jelita dari sebuah kerajaan yang makmur. Saking baiknya, sang putri tidak ingin menyakiti hati para pangeran dan pemuda yang jatuh cinta padanya. 

Nasib nahas menerpa, sang putri memilih terjun dari tebing ke laut agar peperangan antar kerajaan tidak terjadi akibat saling berebut sang pujaan hati. Raja dan rakyat mencari-cari keberadaan sang putri namun sang putri benar-benar menghilang ditelan gelombang besar.

Tak lama setelah kepasrahan pencarian itu, mereka menemukan cacing laut atau nyale di sekitar bebatuan. Orang-orang percaya, nyale yang ditemukannya itu merupakan wujud dari Putri Mandalika. Sampai sekarang, nyale diyakini sebagai jelmaan sang putri. 

Festival Bau Nyale diselenggarakan setahun sekali karena tidak setiap saat nyale muncul ke permukaan. Festival tersebut digelar di Pantai Seger dan beberapa pantai di sekitarnya.

Festival Bau Nyale digelar rutin sebagai bentuk menjaga memori kolektif masyarakat sekitar. Memori kolektif akan membentuk identitas yang kuat dan perasaan optimisme bahwa kebaikan Mandalika selalu hadir di tengah-tengah generasi penerus.

Kisah Putri Mandalika ini jika dikemas semenarik mungkin seperti layaknya putri-putri anggun dari kerajaan di serial Disney, barangkali akan sedikit lebih memikat. Promosi melalui perfilman juga bisa mencontoh Korea Selatan dan Amerika Serikat, keduanya punya identitas kuat sehingga daya tarik pariwisatanya pun ikut terangkat. Dalam adegan-adegan perfilman tersebut turut ditampilkan beberapa visual budaya, kuliner, dan atraksi yang secara tidak langsung memengaruhi para penontonnya.

Wonderful Indonesia pun tidak hanya ditampilkan melalui iklan singkat saja, namun juga tersampaikan melalui film-film besar baik animasi maupun film layar lebar yang mendunia.  

Sirkuit Mandalika, Ikon Wisata Olahraga Kelas Dunia
Selama ini masyarakat Indonesia harus merogoh kocek yang tidak sedikit jika ingin menonton siaran langsung MotoGP. Tapi itu dulu, sekarang Indonesia memiliki Sirkuit Mandalika yang tak kalah dengan sirkuit-sirkuit lainnya di dunia.

Balapan dengan lanskap alam seindah ini? Sumber: Indonesia Travel

Dengan nama lengkap Pertamina Mandalika International Street Circuit, Mandalika diharapkan dapat menghipnotis turis untuk tidak langsung beranjak dari Lombok begitu perhelatan balap selesai.  Pemandangan bukit hijau menghampar dan suara angin laut di sekitar sirkuit akan membuat tim pembalap dan pengunjung penasaran akhirnya terpanggil oleh bisikan alam untuk lebih mengeksplorasi Lombok Tengah. 

Sebagaimana ketika kita memancing, kita butuh kail yang bagus dan Mandalika merupakan kail terbaik untuk menggaet wisatawan untuk datang. 

Namun beberapa kabar tidak mengenakkan terjadi seperti saat viralnya seorang petugas Sirkuit Mandalika yang mengunboxing sepeda motor milik peserta tanpa izin. Meski masalah tersebut telah terselesaikan dengan baik namun hal ini bisa saja membuat tingkat kepercayaan dunia sedikit menurun.  Motor yang dikirim oleh tim pembalap hanya boleh dibuka oleh petugas bea cukai dan tim itu sendiri serta tidak boleh dijadikan konten di media sosial secara sepihak.

Kejadian semacam itu bisa menjadi pelajaran berharga jika pemerintah tidak ingin kail-kail yang telah disiapkan terbawa ombak kecerobohan oleh segelintir oknum.

Infrastruktur dan Kesiapan Menggali Permata Tersembunyi

Sejatinya, Mandalika bukan hannya soal balapan saja, ada beberapa jenis olahraga lainnya yang bisa dilakukan di Mandalika. Pertamina Mandalika International Street Circuit seolah menjadi gerbang promosi wisata olahraga lainnya seperti berenang, berselancar, triatlon, bersepeda, lari, paralayang dan lain-lain.

Semua olahraga itu berpadu dengan nuansa alam yang memanjakan mata, ada bukit-bukit hijau, pasir putih, dan air laut super bening.

Selain wisata olahraga, ada pula wisata budaya seperti Dusun Sade dan Desa Wisata Kopang, wisata kuliner seperti menikmati ayam taliwang dan sate tanjung , wisata alam seperti Pantai Tanjung Aan dan Pantai Gerupuk, wisata atraksi seperti spa di tengah sawah dan masih banyak lagi tren wisata lainnya.

Infrastruktur merupakan momok terpenting dalam upaya menggali permata-permata tersembunyi di Lombok Tengah. Pemerintah telah membangun jalan-jalan bypass memanjang yang terintegrasi ke beberapa destinasi wisata di Lombok. Jarak tempuh dari Bandara Internasional Lombok ke kawasan Mandalika yang semula membutuhkan waktu 30 menit, kini hanya dengan 15 menit saja wisatawan sudah mendarat di Mandalika.

Akan lebih mantap lagi jika ada bus trans Lombok yang lebih banyak menghadirkan rute-rute ke beberapa destinasi wisata di Lombok Tengah, bukan sebatas di Kota Mataram saja, supaya kawasan wisata Lombok Tengah lebih ramah lingkungan. Angan-angan nol bersih emisi pun bisa segera terwujudkan. Selain itu, dengan semacam bus trans antar rute, pemerintah juga telah mendukung aksesibilitas wisata bagi semua kalangan.

Sementara soal infrastruktur digital, Lombok Tengah sudah berbenah lebih baik dengan hadirnya Go Mandalika. Tampilan situs yang user friendly ini sangat informatif dan akurat. Pengalaman saya menjelajahi situs tersebut sungguh menyenangkan. Sayangnya belum tersedia live chat jika kita memiliki pertanyaan dan ingin segera mendapat jawabannya. 

Tampilan situs Go Mandalika yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah. Sumber: Go Mandalika
Tampilan situs Go Mandalika yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah. Sumber: Go Mandalika
Versi bahasa Inggris juga belum tersedia padahal banyak juga bule yang penasaran dengan apa saja yang bisa dilakukan di sekitaran Mandalika. Jika pandemi berakhir dan kondisi sedikit lebih aman, mungkin suatu saat situs tersebut akan lebih menggelora dalam berbagai versi bahasa asing. Saat ini lebih fokus ke wisatawan di Indonesia Aja dulu.

Tapi namanya permata, dia akan tetap berharga tak mengenal batas waktu. Saat dunia sudah pulih, permata-permata indah dari Mandalika di Lombok Tengah benar-benar akan bersinar. Sinarnya bukan hanya menyinari pemilik modal kapital saja, masyarakat sekitar pun akan diguyur dengan berbagai manfaat dari wisatawan yang berbondong-bondong datang.

Saya jadi teringat, ketika mengunjungi salah satu pantai di Lombok yang sepi, di situ ada pedagang kacang rebus menatap kosong laut di depannya, bukan karena tidak ada yang mau membeli tapi memang pantai tersebut terlihat sepi. Semoga dengan ditetapkannya DSP Mandalika, destinasi wisata di Pulau Lombok tidak akan pernah sepi lagi, tentu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai upaya proteksi dini.

Seorang kakek dengan dagangannya di Pantai Loang Baloq Kota Mataram Lombok. Sumber: dokpri
Seorang kakek dengan dagangannya di Pantai Loang Baloq Kota Mataram Lombok. Sumber: dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun