Semua olahraga itu berpadu dengan nuansa alam yang memanjakan mata, ada bukit-bukit hijau, pasir putih, dan air laut super bening.
Selain wisata olahraga, ada pula wisata budaya seperti Dusun Sade dan Desa Wisata Kopang, wisata kuliner seperti menikmati ayam taliwang dan sate tanjung , wisata alam seperti Pantai Tanjung Aan dan Pantai Gerupuk, wisata atraksi seperti spa di tengah sawah dan masih banyak lagi tren wisata lainnya.
Infrastruktur merupakan momok terpenting dalam upaya menggali permata-permata tersembunyi di Lombok Tengah. Pemerintah telah membangun jalan-jalan bypass memanjang yang terintegrasi ke beberapa destinasi wisata di Lombok. Jarak tempuh dari Bandara Internasional Lombok ke kawasan Mandalika yang semula membutuhkan waktu 30 menit, kini hanya dengan 15 menit saja wisatawan sudah mendarat di Mandalika.
Akan lebih mantap lagi jika ada bus trans Lombok yang lebih banyak menghadirkan rute-rute ke beberapa destinasi wisata di Lombok Tengah, bukan sebatas di Kota Mataram saja, supaya kawasan wisata Lombok Tengah lebih ramah lingkungan. Angan-angan nol bersih emisi pun bisa segera terwujudkan. Selain itu, dengan semacam bus trans antar rute, pemerintah juga telah mendukung aksesibilitas wisata bagi semua kalangan.
Sementara soal infrastruktur digital, Lombok Tengah sudah berbenah lebih baik dengan hadirnya Go Mandalika. Tampilan situs yang user friendly ini sangat informatif dan akurat. Pengalaman saya menjelajahi situs tersebut sungguh menyenangkan. Sayangnya belum tersedia live chat jika kita memiliki pertanyaan dan ingin segera mendapat jawabannya.Â
Versi bahasa Inggris juga belum tersedia padahal banyak juga bule yang penasaran dengan apa saja yang bisa dilakukan di sekitaran Mandalika. Jika pandemi berakhir dan kondisi sedikit lebih aman, mungkin suatu saat situs tersebut akan lebih menggelora dalam berbagai versi bahasa asing. Saat ini lebih fokus ke wisatawan di Indonesia Aja dulu.
Tapi namanya permata, dia akan tetap berharga tak mengenal batas waktu. Saat dunia sudah pulih, permata-permata indah dari Mandalika di Lombok Tengah benar-benar akan bersinar. Sinarnya bukan hanya menyinari pemilik modal kapital saja, masyarakat sekitar pun akan diguyur dengan berbagai manfaat dari wisatawan yang berbondong-bondong datang.
Saya jadi teringat, ketika mengunjungi salah satu pantai di Lombok yang sepi, di situ ada pedagang kacang rebus menatap kosong laut di depannya, bukan karena tidak ada yang mau membeli tapi memang pantai tersebut terlihat sepi. Semoga dengan ditetapkannya DSP Mandalika, destinasi wisata di Pulau Lombok tidak akan pernah sepi lagi, tentu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai upaya proteksi dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H