Di samping bersepeda, saya juga selalu membawa tumbler dan sedotan portabel, tas belanjaan dan tidak lupa helm sepeda sebagai tambahan ekstra.
Buang Gengsi, Â Naik Kendaraan Umum itu Sungguh Berarti
"Kalau naik KRL, saya tidak bisa pamer mobil baru dong!"
Suatu ketika, teman saya beli mobil baru. Katanya mobil lamanya dipakai adiknya yang sudah mengantongi SIM A. Bayangkan jika satu keluarga berjumlah 5 orang, maka dalam satu rumah ada 5 mobil. Untungnya teman saya ini hanya 2 bersaudara saja. Ini masih mobil loh, belum sepeda motornya.
Menurut data dari BPS, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 133 juta di tahun 2019 atau meningkat 5 persen dari tahun sebelumnya. Itu artinya, lebih dari setengah penduduk Indonesia memiliki kendaraan bermotor.
Bayangkan jika seluruh pengguna kendaraan bermotor itu menggunakan kendaraannya setiap hari ketika berangkat bekerja, bersekolah, atau ke tempat hiburan, akan ada berapa emisi karbon yang dihasilkan?
Loh, kan Indonesia punya banyak pohon, laut yang luas, dan tanah yang mampu menyerap emisi karbon? Memang sih, menurut para ahli yang saya lansir dari Forest Digest, hutan secara global dapat menyerap 20% emisi karbon, laut dan perairan menyerap 23%, sedangkan 57% sisanya adalah tanah.
Tapi lihat, sudah ada berapa pohon berganti beton, sudah berapa banyak sampah menutupi permukaan air laut, dan ada berapa tanah yang bukannya ditanam pohon malah ditanam kaveling.
Gas rumah kaca pun menebal karena kurangnya kemampuan bumi kita menyerap emisi karbon tersebut. Belum lagi, semakin tahun emisi yang dihasilkan semakin bertambah saja.
Sebenarnya agak disayangkan Indonesia menunda standar emisi Euro 4 untuk kendaraan bermotor dari semula berlaku April 2021 menjadi April 2022 dengan berbagai alasan mulai dari efek pandemi sehingga ada penundaan uji mesin di Jerman sampai faktor ekonomi.