Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemiripan Ganjar dengan Jokowi, Pantesan Puan Ketar-ketir!

25 Mei 2021   15:53 Diperbarui: 25 Mei 2021   16:15 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat syuting untuk kanal YouTubenya. Sumber: Humas Pemprov Jateng melalui Kompas.com

Beberapa hari lalu, tersiar kabar, Ganjar tidak diundang ke acara besarnya PDI-P di Semarang. Padahal kader-kader pentolan PDI-P yang menjabat sebagai bupati dan walikota di Jawa Tengah diundang pada Sabtu (22/5). Lah Ganjar loh orang nomor satu di Jawa Tengah, kenapa tidak diundang?

Barangkali pertanyaan-pertanyaan itu terus mewarnai jagat media belakangan ini. Sementara itu, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengungkapkan, Ganjar sudah kelewatan sehingga tidak diundang acara besar PDI-P. Bambang juga menyebut, Ganjar terlalu berambisi untuk mencalonkan diri menjadi presiden 2024 nanti.

Senada dengan Bambang, ketua DPR RI perempuan pertama di Indonesia, Puan Maharani menjelaskan bahwa PDI-P butuh pemimpin yang banyak terjun langsung ke lapangan bukan cari muka di media sosial. Banyak warganet menyebut, ucapan Puan ini ditujukan ke Ganjar apalagi Ganjar tidak diundang dalam acara tersebut. Plus Ganjar sangat aktif di dunia permedsosan, miriplah dengan apa yang banyak dilakukan pejabat tinggi saat ini.

Namun saya berpikir, kenapa Puan sampai segitunya menyindiri Ganjar? Kalau saya lihat-lihat, Ganjar ini memang calon terkuat yang kalau misalnya beneran ikut kontestasi Pilpres, dia bakal mendulang suara banyak. Dan saya menemukan banyak kemiripan antara Ganjar dengan Jokowi sehingga berpotensi untuk menang.

Pertama, banyak lembaga survei menempatkan Ganjar di posisi tiga teratas. Mirip juga dengan survei Jokowi dulu saat mau nyapres. Banyak sekali lembaga survei, baik yang independen maupun yang tercium aroma-aroma tidak independen. Namun hampir semuanya menjagokan Jokowi. 

Ganjar juga demikian, dari surveinya Puspoll Indonesia, Indikator Politik, sampai Lembaga Survei Indonesia, Ganjar menduduki tiga besar. Sedangkan Puan kalah jauh. 

Kedua, pengikut Ganjar di Medsos sangat banyak. Di Instagram sendiri, Ganjar memiliki 3 jutaan pengikut. Ganjar aktif membagikan kegiatannya, baik kegiatan keluarga, negara, hobi, atau sosial. Meski kalah jauh dengan pengikut Jokowi, namun saya rasa Ganjar 11-12 jika dibandingkan dengan Jokowi saat menjadi Gubernur dulu. 

Sedangkan Puan, hanya memiliki pengikut tak sampai 500k. Itu artinya tidak ada setengahnya dari Ganjar.

Di YouTube juga begitu, Ganjar memiliki pengikut hampir 1 juta. Dia juga sama aktifnya membagikan video-video seputar kegubernuran dan keluarga di YouTube pribadinya. Sedangkan Puan, saya tidak menemukan channel dia di YouTube.

Kedua, citra pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Kemiripan ini seperti yang dialami Jokowi waktu jadi Gubernur Jakarta. Masih ingat ketika Jokowi turun ke got, lokasi banjir, dan lain-lain lalu masuk TV nasional, media nasional dll? Ini mirip dengan apa yang dilakukan Ganjar. 

Ganjar sering tertangkap kamera sedang melakukan sidak, mengobrol langsung dengan rakyat bawah, dan bercanda-canda ringan. Ada pro dan kontra soal ini. Namanya juga manusia, tak akan pernah bisa seragam, pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka.

Di sisi yang pro mengatakan, bahwa seharusnya pemimpin memang begitu, terjun ke lapangan, mau soal dia viral lalu masuk berita atau media, itu urusan lain. Sedangkan di sisi kontra, ini mirip apa yang dikatakan Puan bahwa pemimpin harus sering terjun ke lapangan ketimbang pencitraan di media sosial. Namun kenapa tidak keduanya, terjun ke lapangan iya dan main di media sosial juga iya. Sudah tuntutan zaman begitu.

Entahlah, namanya juga zaman digital, semua berita ringan dan receh saja mudah sekali muncul ke permukaan apalagi yang besar. Begitu pula berita atau aksi Ganjar yang sering tertangkap media.

Ketiga, baik Ganjar atau Jokowi berasal dari Jawa Tengah. Sebagai warga Jawa Tengah, saya merasakan sendiri, betapa antusias masyarakat Jateng sangat tinggi dengan PDI-P. Maka tak heran, dari tahun ke tahun, suara Jateng sering condong ke PDI-P. Nah kebetulan Ganjar dan Jokowi sama-sama dari Jateng dengan pengikut PDI-P terbanyak.

Keempat, baik Ganjar atau Jokowi adalah alumni UGM. Ganjar alumni jurusan Hukum sedangkan Jokowi Kehutanan. Meski beda angkatan, solidaritas alumni UGM cukup besar. Bahkan Ganjar adalah ketua umum Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) di mana di situ ada Jokowi dan beberapa menteri jebolan UGM lainnya. Meski perguaruan tinggi ini harus netral, tapi senetral-netralnya pasti di luar organisasi, tetap mendukung yang sealmamater.

Nah mungkin, sampai sini kemiripan yang bisa saya jelaskan. Mungkin kalian, punya unek-unek sendiri, boleh dishare di kolom komentar. Namun apa benar Puan akan mencalonkan diri di perhelatan Pilpres mendatang? Atau justru ini strategi drama politik? Entahlah, sebagai manusia biasa, kita hanya bisa wait and see. Dan selalu ingat, tidak ada teman atau musuh abadi dalam politik, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun