Cara ini sudah dilakukan oleh sebagian e-commerce namun masih sebatas pada tanggal tertentu saja, alias tidak setiap hari. Siapa juga yang mau menyewa artis kenamaan setiap hari, bisa-bisa bangkrut. Tapi setidaknya, di tanggal tertentu itu, ada ribuan pembeli yang tidak jadi berbelanja secara langsung di pasar karena tidak ingin ketinggalan idolanya berpentas.
Ketiga, berbelanja langsung bisa mendapatkan harga nego sadis sehingga barang yang akan dibeli kadang jauh lebih murah. Hal ini yang sulit dilakukan ketika berbelanja daring, di mana si pembeli tidak bisa menawar sampai setengah harga barang yang dijual. Harga di pasar bukanlah harga yang sebenarnya jadi wajar saja banyak pembeli menego dengan sadis.
Selain itu, berbelanja daring membutuhkan ongkos kirim yang kadang melebihi harga barang yang dibeli. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah yang jauh dari ibu kota. Padahal e-commerce pun sering mengadakan promo atau diskon dan program gratis ongkir ke seluruh Indonesia namun lagi-lagi nuansa nego-menego antar pembeli dan penjual tidak bisa didapatkan ketika harus berbelanja daring.
Tapi sih, berbelanja daring atau langsung sah-sah saja asal tetap mematuhi protokol kesehatan. Kalau bisa, sistem masuk ke Pasar Tanah Abang dibuat seperti di mall-mall di mana sebelum masuk dicek suhu, jumlah pengunjung dibatasi, dan disediakan tempat cuci tangan di mana-mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H