Ibadah yang dimaksud ada salat Tarawih, baca Quran, sahur, buka puasa, menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan lain-lain. Nah jika kita keasyikan melakukan ibadah-ibadah ini lalu tertidur, baru itu bernilai ibadah.
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf sendiri pernah mengatakan bahwa tidur yang bernilai ibadah bukan berarti tidur dalam seharian penuh. Melainkan, orang yang tidur dalam rangka untuk tidak berbuat maksiat dan memilih beribadah seharian sampai dia mengantuk lalu tertidur.
Kedua, hadis tentang setan yang dirantai pas bulan Ramadan tiba. Redaksi lengkap hadis ini berbunyi, "Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup," (HR Bukhari dan Muslim). Jika melihat siapa yang meriwayatkan hadis ini, pasti sudah dipastikan hadis ini sahih artinya memiliki tingkatan tertinggi atau tidak perlu diragukan lagi kebenarannya.
Namun kita salah menangkap maksud dari hadis ini. Kebanyakan hanya menerima secara tekstual saja tanpa melihat makna majazi atau tersirat. Jika melihat secara tersirat, maka memang benar setan-setan itu dibelenggu karena banyak ibadah bertebaran di bulan Ramadan. Dari sinilah, para Muslim akan fokus pada ibadahnya sampai lupa berbuat dosa atau maksiat.
Tapi melihat zaman sudah semakin jauh, maka maksiat-maksiat semakin terbuka. Godaan-godaan ada di mana-mana dan semua pun tergantung dari hati pikiran kita. Bahkan ada anekdot bahwa setan sudah menganggur karena manusianya sudah mirip seperti setan. Anekdot ini seperti tamparan bahwa semakin ke sini, semakin jauh masanya dari Nabi Muhammad, maka semakin bobrok moralnya karena kurangnya contoh teladan baik di kalangan atas.
Ketiga, keluar mani saat berpuasa. Redaksi dari hadis ini kurang lebih bermakna, keluar mani itu salah satu penyebab batal puasa. Keluar mani yang dimaksud adalah ketika kita sengaja mengeluarkan mani tersebut, bisa oleh pasangan, memikirkan yang tidak-tidak, menonton video biru, atau sengaja memegang kemaluan dengan tangan atau benda lainnya sehingga kita terangsang.
Sama seperti ketika kita muntah tapi dengan cara memasukkan tangan ke tenggorokan, itu pun membatalkan puasa. Tapi siapa sih yang mau muntah dengan disengaja? Hehe
Dari sekian hadis-hadis yang bertebaran, mari kita fokuskan memperbanyak amalan di bulan Ramadan. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H