Saya termasuk orang yang suka dengan musik. Karena tidak bisa menyanyi, saya cukup menjadi penikmat saja. Biasanya saya mendengarkan musik dari mana saja, dan saya orangnya mudah jatuh cinta dengan jenis musik-musik baru.
Mulanya saya suka lagu-lagu dari Barat yang memang sudah populer seperti Justin Bieber, The Chainsmokers, Maroon 5, Imagine Dragons, dan lainnya. Mereka sudah sangat familiar di telinga kita karena lagu mereka juga sering dinyanyikan di ajang pencarian bakat di negeri kita. Semenjak saya memakai aplikasi pemutar musik Spotify, saya mendengarkan musik dari segala penjuru dunia.
Saya langsung jatuh cinta pada musik Jepang. Alhasil saya mulai kecanduan mendengarkan musik Jepang, favorit saya adalah Motohiro Hata, Yama, Masaki Suda, dan Yoasobi. Apakah saya wibu? Tidak juga, saya juga mendengarkan musik Korea seperti BTS, Oh My Girl, Kyoung Seo, dan Blackpink. Apa saja K-Popers? Tidak juga. Karena musik-musik Indonesia juga saya demen, ada Fiersa Besari, Tiara Andini, Andmesh, Rizky Febian, dan masih banyak lagi.
Tapi ada yang kurang di bulan Ramadan ini. Saya penasaran dengan jenis musik berbahasa Arab atau minimal dari Timur Tengah. Saya juga bingung, saya mahasiswa jurusan Kajian Wilayah Timur Tengah tapi kurang familiar dengan budaya atau permusikan Timur Tengah. Saya hanya tahu lagu Hatikva (lagu kebangsaan Israel) dan Fida'i (lagu kebangsaan Palestina), keduanya saya suka. Â Saya tahu kedua lagu itupun karena ada tugas dari dosen lulusan Studi Yahudi di Harvard.Â
Akhirnya saya mencoba cari lagu-lagu trending dari Timur Tengah di aplikasi Spotify.
Dan bisa ditebak, saya pun langsung jatuh cinta pada pendengaran pertama meski banyak lirik yang tidak bisa kupahami, sama halnya dengan lirik lagu Jepang atau Korea. Pepatah sih pernah bilang, musik adalah bahasa universal, siapa saja bisa merasakan apa maksud yang terkandung dalam sebuah lirik lagu meski tidak mengerti bahasanya. Bahkan salah seorang maniak UFO di Amerika Serikat, sering mengirim sinyal musik, siapa tahu ada alien di angkasa luar sana paham apa maksudnya.
Penyanyi dari Timteng yang mencuri telinga saya adalah Adham Nabulsi dari Yordania, Abu Music dari Mesir, Hamza Namira dari Mesir, Omran Al Bukaai dari Suriah, dan Issam Alnajjar dari Yordania. Sementara lagu Timur Tengah berbahasa Ibrani dari Israel, saya memfavoritkan Elkana Martziano. Untuk Timur Tengah yang berbahasa Turki dan Persia, saya belum coba mendengarkan, mungkin nanti akan saya coba.
Ternyata lagu-lagu mereka tidak kalah populer dengan lagu-lagu berbahasa Jepang, Barat, atau Indonesia. Penonton mereka di YouTube sudah menembus ratusan juta, artinya mereka sudah terkenal bukan? Misalnya lagu Dari Ya Alby dari Hamza Namira yang sudah ditonton lebih dari 200 juta di kanal YouTube, lagu Adham Nabulsi berjudul Howeh El Hob juga sama ditonton lebih dari 200 juta, bahkan lagu Abu Music berjudul 3 Daqat sudah ditonton lebih dari 600 juta penonton di YouTube. Angka yang cukup fantastis.
Menyoal lagu-lagu mereka, saya suka iringan musik dan nada yang easy listening meski lagi-lagi saya tidak mengerti mereka ngomong apa padahal saya mengambil jurusan Kajian Timur Tengah, hehe.
Tema-tema lagu yang dibawakan juga tidak melulu soal agama, mungkin ini pengaruh stereotip bahwa yang KeArab-arab-an pasti berkaitan dengan mengaji atau selawatan dalam Islam. Lagu-lagu mereka juga berbicara soal kisah percintaan, ini mengingat video klip mereka yang menghadirkan dua sejoli memadu kemesraan. Dan tidak semua modelnya juga berkerudung. Yah, Mesir, Suriah, dan Yordania termasuk negara yang agak longgar soal peraturan menutup aurat, tidak seperti Iran dan Arab Saudi. Tapi soal model atau penyanyinya berkerudung atau tidak, selama musiknya bagus, saya sih suka-suka saja.
Lagu berbahasa Arab, mungkin bisa jadi pilihan rekomendasi di bulan Ramadan supaya bisa lebih produktif lagi. Soalnya sepengalaman saya, mendengarkan lagu bisa memacu semangat dalam berkarya. Saya selalu mendengarkan musik, di saat mengerjakan tugas atau menulis.