Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Asal Mula Tikus Berdasi

7 Januari 2021   21:28 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:38 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lalu kenapa teman-teman papaku disebut tikus berdasi?"

"Itu karena teman-teman papamu mirip pak bos itu."

"Mirip apanya. Tikus itu binatang, sementara teman papaku itu manusia."

"Tikus berdasi itu merusak tatanan, tikus juga sumber penyakit, ia begitu menjijikan tapi rakus. Ia suka mencuri dan merepotkan manusia."

Ferdiyan masih belum mengerti, Mikhael lupa bahwa Ferdiyan masih sangat belia untuk tahu apa itu sejatinya tikus berdasi berwujud manusia.

"Suatu saat Kamu akan mengerti, Nak Ferdiyan. Om Mikhael hanya berpesan padamu untuk berbuat jujur, tidak mengambil hak milik orang lain, dan tidak menerima pemberian dari orang lain yang memiliki maksud yang kotor dan merugikan orang lain."

"Pemberian orang lain yang memiliki maksud kotor dan merugikan orang lain itu apa maksudnya?"

"Maksudnya, misalkan ada orang memberimu uang banyak untuk memuluskan kepentingan pribadi dengan merugikan orang lain. Gimana menjelaskannya, yah!" Mikhael menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.

"Kalau misalkan papaku memberiku mainan lego terbaru karena aku diam tidak menceritakan ke mama perihal papa dapat uang sekoper dari temannya, apa itu perbuatan yang merugikan orang lain?"

Mikhael heran. Ia menutup cerita fabelnya.

"Berat, ini cerita berat," pungkas Mikhael lalu jemputan Ferdiyan datang. Katanya, ia harus segera pulang karena ayahnya baru saja memakai rompi oranye.

"Apa papaku itu tikus berdasi?" tanya Ferdiyan, Mikhael tidak bisa menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun