Pertama, mereka yang menolak PSBB ala Anies karena masalah ekonomi. Urusan perut memang banyak pendukungnya. Tipe ini adalah mereka yang masih belum mendapat pekerjaan alias masih menganggur ditambah PSBB, ya sudahlah.
Ada juga mereka yang sudah bekerja namun ketar-ketir dibayangi PHK susulan karena di mana-mana PSBB ini pasti berdampak pada pendapatan sebuah perusahaan atau instansi.
Tapi lebih mengiris lagi jika melihat para pemulung, pedagang kaki lima, dan pengamen termasuk pemain ondel-ondel. Mereka ini rawan diamankan karena berada di garda terdepan dalam kontra PSBB.
Kedua, mereka yang setuju PSBB dan menyalahkan pemerintah pusat. Tipe ini adalah pendukung garis keras Anies Baswedan. Apapun yang dikatakan Anies akan selalu benar.
Tipe ini termasuk para buzzer yang akan berjuang keras dalam menumpaskan para hater di media sosial soal ketidaksetujuan netizen akan kebijakan PSBB Jakarta.
Tapi ada juga yang setuju PSBB namun tidak menyalahkan pemerintah pusat. Mereka setuju PSBB lagi karena melihat realita yang ada dan harus ada tindakan nyata untuk mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
Para korban atau keluarga penyintas Covid-19 yang meninggal dunia juga pasti akan sependapat dengan Anies ini karena belajar kepada pengalaman yang dialaminya. Â
Ketiga, mereka yang selalu menyalahkan Anies. Kalau yang ini adalah kebalikan dari tipe kedua. Tipe ini adalah haters Anies nomer wahid.
Biasanya tipe ini adalah pendukung garis keras pemerintah pusat. Karena selama ini pemerintah daerah Jakarta selalu mendahului kebijakan pemerintah pusat dan sering bertabrakan soal ide atau kebijakan. Padahal kebijakan tersebut demi kebaikan bersama.
Dan pemerintah daerah atau pusat pun adalah satu kesatuan, karena mereka dipilih oleh rakyat dan dipilih untuk rakyat.
Keempat, mereka yang tidak percaya data. Orang-orang tipe ini masih belum yakin dengan kinerja pemerintah dalam menyajikan data penyintas Covid-19 baik pusat atau daerah.