Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buat Mahasiswa Angkatan Daring, Hati-Hati Siklus Baru Ini Mengancammu DO dari Kampus

9 September 2020   16:28 Diperbarui: 9 September 2020   16:37 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berangkat ke kampus, sumber: pixabay.com/pexels

Semenjak kuliah dilakukan secara daring Maret silam, aktivitas di kampus mendadak sepi. Kampus menjadi seperti kota mati tanpa ada hiruk-pikuk kehidupan berarti, berbeda jauh dengan kondisi sebelum-sebelumnya.

Sebagai mahasiswa yang akan menginjak di semester dua ini, saya mewanti-wanti kejutan yang akan datang di depan.

Kejutan itu adalah masalah kesehatan. Bayangkan saja, jika biasanya saya akan pergi dengan KRL menuju kampus, saya akan melakukan aktivitas jalan kaki.

Setiap hari, biasanya saya akan berjalan kaki sejauh 2-3 KM untuk berjalan menuju halte pulang pergi atau sekitar 3-4 ribu langkah kaki dengan membakar ratusan kalori setiap harinya.

Saya akan menjelajahi hutan kampus UI yang begitu segar karena aroma pohon rindangnya. Lalu naik bikun atau bis kuning ke stasiun. Dari sana saya kemudian lanjut moda transportasi menuju ke kampus UI Salemba karena di sanalah gedung perkuliahan saya berada.

Kini, kampus UI masih menerapkan kuliah jarak jauh untuk semester baru nanti. Saya tidak bisa membayangkan betapa kebiasaan jalan kaki saya mendadak luntur.

Belajar daring memang keputusan yang tepat bagi pihak kampus karena kluster penyebaran Covid-19 yang masih tinggi di area Jabodetabek.

Berbagai kebijakan di era new normal kampus berupaya untuk mencoba mengadaptasikan diri namun tetap saja new normal di dunia kampus berbeda dengan new normal di dunia kerja.

Kampus masih menutup beberapa layanan offline lalu menggantinya dengan online. Sebenarnya ini sangat praktis dan jauh lebih mudah karena kita tidak perlu ke kampus untuk tujuan tanda tangan, konsultasi, rapat dan sebagainya tapi semakin ke sini, kok sepertinya kemudahan ini jadi candu.

Candu di sini adalah candu untuk bergerak dan berolahraga. Mungkin definisi mahasiswa rebahan patut disandingkan bagi mahasiswa di era pandemi ini.

Candu ini bagai bola salju. Semakin dibiarkan akan semakin parah dan membesar. Parah magernya, maksud saya.

Mager yang berlebihan ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan tentunya. Saya sendiri kadang merasakan badan pegal dan mudah pusing karena terlalu sering menatap layar.

Tapi saya tidak ingin menjadi salah satu mahasiswa yang menyerah. Banyak rekan yang memilih cuti karena pandemi ini. Baik kampus maupun pemberi beasiswa juga menyediakan pilihan ini.

Ada berbagai alasan kenapa mereka melakukan ini, semoga saja mereka tidak memilih keluar atau drop out dari kampus karena sayang sudah di tengah jalan. 

Bagi mahasiswa baru yang akan menjalani kuliah daring pertamanya, saya sarankan jangan terlena dengan kemudahan-kemudahan di depan.

Kita memang tidak perlu pergi ke kampus atau ke perpustakaan karena layanan referensi jurnal atau pustaka disediakan kampus via daring. Tapi bukan berarti kita tidak membaca buku luring atau malas membeli buku.

Mungkin kita bisa sesekali melangkahkan sedikit kaki ini untuk sekedar pergi ke toko buku dengan protokol kesehatan agar persendian kita tidak berhenti di kursi atau kasur semata.

Kita juga bisa pergi ke tempat yang sepi dengan protokol kesehatan, entah di pinggiran kota atau sawah bagi mereka yang di kampung untuk menikmati sensasi kuliah daring yang lain agar tidak melulu terjebak di dalam ruangan atau kamar.

Kalau satu semester penuh ini tubuh kita jarang digerakkan, bisa-bisa kita masuk rumah sakit. Bukan karena Covid-19 tapi karena serangan jantung dadakan atau strok atau diabetes. Bayangkan saja, kolesterol kita menumpuk dan mengendap di tubuh karena seharian rebahan.

Kalau sakitnya parah, DO pun mengintai kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun