Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daripada Bucin dan Stres, Mending Ceraikan Saja!

7 September 2020   11:42 Diperbarui: 7 September 2020   11:34 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan rumah tangga, sumber: pixabay.com/panajiotis

Saya memang belum menikah tapi bukan berarti saya tidak boleh menulis tentang pernikahan atau perceraian. Namun karena saya belum mengalaminya, izinkan saya membagikannya berdasarkan film yang saya tonton saja.

Judulnya Fireworks Wednesday, film dari negeri para mullah ini menceritakan tentang perselisihan dalam rumah tangga yang menarik. Yang saya kagumi dalam film ini adalah kejeniusan penulis naskah yang mengambil seting waktu sehari tapi konflik di dalamnya sangat kompleks seperti bertahun-tahun saja.

Cuplikan film Fireworks Wednesday,sumber: imdb.com
Cuplikan film Fireworks Wednesday,sumber: imdb.com

Dimulai dari kisah Roohi, wanita yang akan menikah lalu bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke sebuah apartemen demi menambal biaya pernikahan. Ia mendapat panggilan membersihkan sebuah apartemen milik pasangan suami istri yang akan pergi berlibur ke Dubai esok hari.

Di sinilah konflik rumah tangga di mulai. Mozhde, istri Morteza pemilik apartemen mulanya menyuruh Roohi membersihkan perabotan rumah yang berantakan namun mendadak mendapat tugas tambahan untuk mengintai tetangga apartemennya yang berprofesi sebagai pemilik salon dengan upah berkali-kali lipat.

Dari pagi sampai siang, konflik berkutik pada kecurigaan Mozhde pada Morteza yang berselingkuh dengan janda cerai bernama Simin atau tetangga apartemennya itu.

Roohi yang berasal dari keluarga miskin geleng-geleng kepala dengan permasalahan orang-orang kaya yang katanya rumit. Ia pun kadang ragu apakah pernikahannya nanti akan membawanya kepada kebahagiaan atau stres seperti yang dialami Mozhde.

Seharian beres-beres rumah dan mengamati orang, ternyata Morteza memang selingkuh dengan Simin setelah diketahui oleh Roohi namun Roohi tidak memberitahukannya pada Mozhde agar tidak sakit hati. Roohi memilih berbohong.

Padahal Morteza sudah memiliki anak kecil yang masih bersekolah SD, begitupula dengan Simin. Simin hanya kesepian karena pisah rumah pasca bercerai.

Dari film luar biasa ini, saya menyimpulkan bahwa bucin atau budak cinta ini akan sering ditemukan dalam bahtera rumah tangga. Si Mozhde sudah terlanjur cinta dengan Morteza. Begitupula dengan Simin yang juga sudah terlanjur cinta dengan Morteza.

Betapa bucinnya si Simin dan si Mozhde kepada lelaki yang tidak bisa menjaga amanah. Dan herannya si Mozhde sampai stress. Ia sampai mendatangi tempat kerja Mozhde dengan pakaian samaran berupa chador panjang.

Ketika kepergok suaminya, Mozhde ditampar di pinggir jalan. Intinya dalam drama pernikahan, kalau sudah ada main tangan, itu sudah tidak baik bagi hubungan kedepannya namun Mozhde tetap memilih bertahan setelah suaminya meminta maaf.

Budak cinta dan stress adalah dua hal yang perlu dicermati bersama di setiap skenario kisah cinta. Keduanya juga berhubungan. Kalau masih dalam tahap bucin, maka itu sudah menandakan seseorang yang sulit melepaskan ikatan janji suci, namanya juga budak cinta.

Kalau sudah demikian maka bisa-bisa stress dapat mengindap bersarang dalam kepalanya. Namun karena sudah kadung bucin, akan sulit melepaskannya begitu saja.

Kenapa ya seseorang itu sampai bucin pada satu pasangan? Apakah karena orang itu begitu spesial atau ada kenangan masa lalu yang membuatnya sulit move on?

Bucin atau budak cinta menurut saya adalah penyakit. Bucin bisa disembuhkan jika kita mau disembuhkan namun masalahnya orang-orang yang kadung bucin sangat sulit untuk dibujuk agar bucinnya disembuhkan.

Bucin yang berlarut-larut pun bisa menyebabkan stress. Di satu sisi kita tidak bahagia dan tertekan dengan pasangan kita namun di sisi lain kita tidak ingin melepaskan pasangan kita. Jika sudah demikian, maka sulit kita melepaskan kebuncian dan terbebas dari stress berlarut-larut.

Merujuk kembali dalam film Fireworks Wednesday, dimana pasangan wanita yang bucin sulit melepaskan suaminya karena memikirkan masa depan anak-anak. Bagaimana jika anak-anak jadi korban perceraian?

Pun dengan wanita pelakor bernama Simin yang sulit melepaskan suami milik tetangganya itu karena kadung cinta dan merasa nyaman. Apalagi mereka selalu melakukan drama perselingkuhan dengan sangat rapi dan terencana.

Jadi pilih bucin atau move on?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun