Visit ke rumah-rumah siswa? Rasio jumlah guru dan murid tidak setara, pun gaji guru yang masih merana. Ini yang banyak dialami sekolah-sekolah di desa termasuk desa saya.
Beberapa hari silam, ada salah satu sekolah dekat rumah berani mengadakan tatap muka di hari pertama masuk ajaran baru namun esoknya pengawas datang lalu melarang. Pihak sekolah berpikiran bahwa sekarang sudah new normal maka harusnya boleh.
Dan beberapa hari kemudian, tepatnya hari-hari menjelang Idul Adha dan selepas Idul Adha, konser dangdut berlangsung meriah di desa.
Banyak pihak merasa jengkel dan merasakan ketidakadilan.
Bagaimana bisa konser yang tidak begitu mendidik aman-aman saja sedangkan sekolah yang harusnya bisa membawa perubahan malah dilarang-larang sampai diawasi, takutnya nekat melakukan pembelajaran tatap muka padahal sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Buntutnya, banyak anak-anak yang kurang mendapatkan akses pendidikan karena keterbatasan kuota, tidak punya ponsel pintar, stres kebanyakan di rumah dan hantaman ekonomi selama pandemi.
Semoga saja, Pak Menteri semakin tersadarkan bahwa pendidikan di daerah-daerah di Indonesia belum bisa disejajarkan dengan kota besar. Barangkali PJJ ini aman-aman saja di Jakarta tapi lihatlah banyak yang keteteran di daerah-daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H