Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Membedah Isi Kritikan Bintang Emon sampai Dituding Memakai Narkoba, Benarkah Mengandung Ujaran Kebencian pada Jokowi?

15 Juni 2020   20:44 Diperbarui: 15 Juni 2020   20:35 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter melalui Merdeka.com

Ketiga, Bintang Emon masih melanjutkan protesnya itu dengan gaya santai khasnya.

Sekarang tinggal kita cek, yang kagak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan atau hukuman buat kasusnya? Katanya cuma buat ngasih pelajaran, Bos! Bos, Kalau lu pingin ngasih pelajaran, Pak Novel Baswedan jalan lu pepet terus bisikin "Eh tau nggak? Kita punya grup yang gak ada elunya. PERGI!

Nah, pasti insecure tuh, "salah gue apa ya?" Introspeksi, Pak Novel, pelajaran jatuhnya. Nah air keras mah dari namanya juga keras, kekerasan. Nggak mungkin keairan.

Lagi-lagi banyak benarnya kritik dari Bintang Emon ini. Pun tidak ada ujaran kebencian, hanya saja kekesalan yang diungkapkannya terbilang cukup elegan.

Bintang Emon menyarankan kalau mau memberi pelajaran kenapa harus dengan air keras. Itu namanya kekerasan. Harusnya si pelaku menyindir si Novel agar si Novel intropeksi diri setelah disindir. 

Keempat, Bintang Emon masih membuat logika yang masuk akal bahwa si pelaku penyiraman ini memang sengaja menyiramkan ke wajah bukan gak sengaja seperti yang diungkapkan jaksa.

Katanya kagak sengaja, tapi niat bangun subuh. Eh, asal lu tau! Subuh tuh waktu solat yang godaan setannya paling kuat. Banyak yang kagak bangun Subuh, sering tuh, gua dan temen-temen banyak yang kelewat. Tapi ini ada, yang bangun Subuh, bukan buat salat Subuh, buat nyiram air keras ke orang yang baru pulang dari salat Subuh.

Bintang Emon sampai menganalogikan setan yang suka menggoda orang untuk mengabaikan solat Subuh. Eh tapi ada orang yang terbebas dari kuatnya godaan setan itu. Bukan orang yang mau melakukan ibadah tapi justru mau menyelakakan orang lain. Apa tidak ada waktu lain selain Subuh? Apa karena waktu Subuh itu perumahan sepi?

Sampai pernyataan ini, belum ada tanda-tanda ujaran kebencian kepada Jokowi. Hanya saja Bintang Emon sepertinya sangat kesal pada hukum yang ternyata masih belum adil di negeri ini.

Kelima, Bintang Emon mulai agak brutal. Brutal dalam arti berani, berani memposisikan setan yang lebih benar dari manusia.

Jahat, gak? Jahat! Siapa yang diuntungin? Setan! Jadi ada pembenaran, "Tuh kan bener kata gua, mending tidur aja, sekalian melek malah nyelakain orang kan Lu." Hah. Ngerasa benar setan gara-gara Elu! Respect setan ama Elu! Ish Mantap lah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun