Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Christopher Columbus Bukan Penemu Benua Amerika, Kenapa Masih Ada Rasisme Kulit Hitam?

12 Juni 2020   14:49 Diperbarui: 12 Juni 2020   14:57 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Columbus tanpa kepala setelah diseruduk massa, sumber: nytimes.com

Saya begitu terkejut dengan pernyataan salah satu dosen saya yang meragukan Christopher Columbus sebagai penemu benua Amerika. Pasalnya, selama ini yang kutahu dari buku-buku pelajaran adalah Christopher Columbus itu Bapak Amerika karena menemukan benua tersebut ketika dalam ekspedisi kapalnya dari Eropa.

Columbus menemukan Amerika sekitar abad 15 atau sekitar tahun 1492. Sebuah rentan waktu yang cukup membingungkan. Bagaimana tidak, 1492 dalam sejarah termasuk baru jika melihat besarnya bangsa Timur Tengah dan Asia Timur yang lebih dulu menjelajah belahan bumi sejak abad ke-9.

Bangsa Timur pada waktu itu dikenal sebagai bangsa pedagang. Dengan kapal-kapal besarnya mereka berkeliling dunia untuk berdagang maupun menyebarkan ideologi dan agama.

Jika bangsa Timur sudah sampai di Asia Tenggara, Selatan dan Eropa, kenapa jauh sebelum abad ke 15 kenapa Columbus yang dideklarasikan sebagai penemu benua Amerika?

Ternyata memang ada bukti khusus yang membuktikan bahwa Columbus bukanlah penemu benua Amerika. Barry Fell, seorang akademisi dari Harvard sempat mengejutkan publik pada 1980.

Barry menyatakan bahwa ada sejumlah penemuan arkeologi di Amerika Serikat yang bertuliskan huruf Arab di beberapa daerah di Amerika Serikat. Tulisan kuno itu diduga sudah ada sejak abad ke 8-9, jauh sebelum Columbus sampai ke benua itu.

Barry juga menyebutkan ada beberapa nama di sekitar penduduk Indian Amerika yang memiliki akar kata dari bahasa Arab seperti Hazen di North Dakota, Medina di Idaho, Mahomet di Illinois, Arva di Ontario (Kanada) dan masih banyak lagi lainnya.

Kalau kebenarannya seperti itu, kenapa rasisme kulit hitam begitu melekat di Amerika Serikat. Sampai-sampai seorang pemuda baik hati George Floyd berkulit hitam harus merenggang nyawa dibawah lutut polisi kulit hitam.

Perbudakan kulit hitam juga mewarnai sejarah Amerika di mana banyak dari mereka harus mengalami diskriminasi etnik hanya karena perbedaan warna kulit.

Hallo, apakah orang Amerika kulit putih ingin mengatakan bahwa mereka adalah suku asli di benua tersebut? Lalu bagaimana dengan suku Indian? Bukankah mereka lebih dulu mendiami Amerika, jauh sebelum orang kulit putih tiba di Amerika. Suku Indian juga tidak berkulit putih.

Pun sebelum Columbus menginjakkan kaki di Amerika, sudah ada penjelajah-penjelajah lainnya yang tiba terlebih dahulu di sana.

Kalau orang kulit putih yang rasis ini belajar sejarah dari sumber yang terpercaya, mereka pasti akan merasa malu. Atau mereka sudah tidak punya rasa malu? Sampai-sampai melupakan yang namanya rasa kemanusiaan.

Baik kulit putih atau hitam maupun sawo matang adalah sama-sama manusia. Mereka memiliki darah berwarna merah dan tulang berwarna putih. Mereka kalau sehabis makan juga akan mengeluarkan kotoran bukan emas atau perhiasan. Merekapun akan sama-sama menyusul George Floyd karena tidak ada manusia abadi di muka bumi ini.

Soal umur manusia pun masih menjadi misteri Illahi tapi yang jelas, kita hidup tak lebih dari 200 tahun. Mendapat umur sampai 100 tahun saja sudah cukup beruntung. Ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita sama-sama manusia yang rapuh.

Kalau kita semua rapuh, kenapa masih ada rasisme? Apa karena mereka-mereka merasa memiliki uang dan kekuasaan tinggi? Kalau ini alasannya, mereka seharusnya sering-sering berkunjung ke kuburan bahwa sebanyak apapun uang kita dan setinggi apapun jabatan kita di dunia, kita semua akan kembali ke kuburan ketika meninggal kelak. Apakah orang yang mati akan membawa harta dan jabatan mereka di dunia? Tentu tidak bukan.

Kemarahan yang ditujukkan oleh pendemo di AS akhir-akhir ini yang mana sampai merobohkan patung Columbus seolah membuka sebuah lembaran baru bahwa orang kulit putih AS yang disebut-sebut sebagai ras istimewa tak jauh berbeda dengan orang kulit hitam. Mereka sama-sama memiliki hak untuk bisa hidup menghirup oksigen. Itulah yang namanya kebebasan, berdiri di atas semua golongan atau ras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun