Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pernah Jadi Konsultan PDIP dan Golkar, Akankah Dirut TVRI Baru ini Netral?

28 Mei 2020   10:13 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak masyarakat kecewa atas pemecatan Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI beberapa bulan lalu. Padahal TVRI di masa Helmy Yahya mengalami kemajuan luar biasa dan kenaikan rating yang membanggakan karena beberapa tontonannya yang lebih kekinian, tidak jadul dan kuno.

Tapi apa boleh buat, Helmy Yahya pun mengajukan gugatannya ke PTUN karena Helmy merasa bahwa terdapat kejanggalan terkait pencopotan dirinya dari TV berplat merah itu. Kini setelah proses panjang, tau-tau Dewas melakukan seleksi Dirut baru dan mengabaikan gugatan Helmy Yahya.

Setelah melalui proses seleksi yang entah transparan, ketat, profesional atau tidak, sejak Februari 2020 lalu akhirnya terpilihlah Imam Brotoseno sebagai Dirut LPP TVRI Pengganti Antar Waktu periode 2020-2022 yang berhasil mengalahkan 30 kandidat lainnya.

Iman Brotoseno pun dilantik pada Rabu (27/5) lalu. Imam dilantik di Gedung Penunjang Operasional TVRI Senayan tanpa kedatangan Helmy Yahya. Profil Imam Brotoseno mendadak menjadi yang paling banyak dicari. Tentu saja, masyarakat juga ingin tahu apakah Imam Brotoseno mampu lebih baik dari kepemimpinan Helmy Yahya atau sebaliknya.

Apalagi TVRI ini adalah TV yang seringkali mati suri karena suntikan dana yang minim dan tidak adanya iklan sponsor di setiap tayangannya. Yah, mungkin karena itulah tayangan TVRI kadang membosankan. TV yang mendidik tidak harus membosankan dan monoton, yah!

Lalu siapakah Imam Brotoseno itu?

Kalau mengulik di berbagai situs, Iman Brotoseno ternyata seorang sutradara baik film, iklan maupun dokumenter. Pendidikan sarjananya diselesaikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia lalu banting stir di jurusan film production di London.

Beberapa jabatan penting pernah diembannya, mulai dari Ketua Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia, ketua ASEAN Blogger Community, sampai Chairman Pesta Blogger.

Namun bukan itu yang menjadi sorotannya saat ini, melainkan kiprahnya di dunia perpolitikan.

Meski tidak bergabung dengan Parpol manapun, diketahui Iman Brotoseno ini adalah pendukung ulung Jokowi pada Pilpres tahun lalu. Tak hanya itu, Imam merupakan konsultan komunikasi politik PDI P sejak 2014 silam dan juga konsultan Golkar.

Dua partai besar di Indonesia itu mempercayakan Imam Brotoseno, kenapa? Mungkin saja si Imam ini pandai dalam membalut branding tokoh melalui film produksi keahliannya. Bukankah saat Pilpres maupun Pilkada, yang dicari adalah muka dan cerita di depan TV atau media. Semakin bagus maka akan semakin orang tertarik untuk mencoblos atau memilihnya.

Jika melihat media sosial Iman Brotoseno, ia juga kerap kali mendukung rezim sampai saat ini. Ia terus membela junjungannya meski sudah tidak menjadi konslutannya lagi. Entah karena ngefans atau ada udang di balik istana.

Maka jangan heran, ketika Iman Brotoseno dilantik, bermunculan anggapan miring seperti bagi-bagi kue kekuasaan yang cukup terlambat dari rezim.

Dan pertanyaannya kini adalah, akankah Iman Brotoseno bersikap netral? Apalagi seperti kita ketahui bersama, oposisi sudah tenggelam saat ini sehingga yang mengritisi kinerja pemerintah semakin sedikit, mungkin hanya masyarakat biasa yang bisa mengritik.

Tapi namanya TV nasional tentu harus netral dong, tidak membela atau tidak mencela. Hanya saja jangan sampai TV dijadikan ajang kampanye, pencitraan atau terus-terusan memberitakan kehebatan rezim karena pastinya ada celah yang perlu dibenahi bukan ditutup-tutupi bersama.

Kalau ada kesalahan yang ditutupi, bagaimana rakyat bisa tahu mana yang perlu diperbaiki bersama?

Saya sih optimis saja, terpilihnya Iman Brotoseno mungkin mengandung banyak kontroversi namun apakah sekelas TV milik publik tidak menjalankan uji kepatutan dan kelayakan yang diinginkan rakyat?

Pastinya Imam ini sudah melewati proses panjang dan sulit itu, semoga saja tidak ada kongkalikong di dalamnya. Dan tentu saja, semoga TVRI bisa menjadi kebanggaan milik bersama bukan kebanggaan milik rezim semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun