Â
Beberapa hari ini kita dikejutkan dengan mahalnya harga jajanan kesukaan orang Indonesia, Oreo. Biskuit cokelat dengan cita rasa berbeda dan menggoda di lidah ini juga sering dijadikan suguhan saat lebaran.
Sebenarnya bukan Oreo seperti yang biasa kita konsumsi karena kemasannya yang lebih ekslusif dan terlihat mewah, pun warnanya bukan hitam melainkan merah menyala. Oreo merah tersebut menyematkan salah satu brand terkenal dunia yang membuat harganya tidak lagi biasa.
Yah, apalagi kalau bukan Oreo Supreme. Harga per sachetnya dibanderol sekitar lima ratusan ribu rupiah. Isi biskuitnya pun hanya tiga, tak jauh berbeda dengan Orea yang biasa kita konsumsi dengan harga seribu sampai dua ribu rupiah.
Mungkin karena ada logo Supreme dan terlihat wah kalau memakannya. Tapi yakin mau memakan Orea super mahal itu? Mungkin ini yang sering ditanyakan kita.
Dengan uang lima ratus ribu, kita bisa membeli berkardus-kardus Oreo hitam plus indomi goreng satu kardus plus kecap dan sekaligus memborong piring segala perabotan rumah tangga lainnya. Lantas, kenapa orang masih mau membeli Oreo Supreme satu ini?
Pertama, gengsi tingkat tinggi. Bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan brand produk Supreme ini, maka apa saja bisa dilakukannya. Tentu saja untuk menuruti rasa gengsi.
Apalagi jika lingkaran pertemanannya adalah orang yang suka memamerkan produk bermerek. Supreme ini memang brand dengan berbagai pilihan produk yang sepertinya memang ditujukan untuk dipamerkan.
Orang yang memakan Oreo Supreme dihadapan teman-teman satu gengnya ini bisa saja akan menaikkan status dan martabat di sekeliling mereka. Orang yang memakan Oreo Supreme pun akan selalu diunggulkan dalam lingkaran pertemanan mereka.
Biasanya ini berlaku bagi produk Supreme terbaru dan baru rilis. Semakin baru dan semakin anyar sebuah produk itu di pasaran, maka akan membuat mereka semakin dielu-elukan.
Sebelumnya Supreme juga mengeluarkan produk tak biasanya, seperti batu bata berlogo Supreme dengan harga jutaan rupiah per satuannya. Batu bata saja jutaan, jangan tanya harga baju atau jaketnya. Bisa berpuluh-puluh juta mahalnya.
Kedua, orang kaya yang bingung mau menghabiskan uangnya untuk apa lagi. Tipikal orang ini memang agak nyeleneh. Tapi percayalah, di antara miliaran penduduk di muka bumi ini, ada satu dua orang kaya model ini.
Semua barang dan produk, sudah dibeli oleh orang kaya satu ini. Rumah mewah, mobil banyak berkilauan, perhiasan, istri, sampai simpanan sudah dimilikinya. Akhirnya belilah orang model satu ini biskuit Oreo Supreme sebagai pelampiasan rasa penasarannya.
Rasa penasaran seperti, apa bedanya Oreo biasa dengan Oreo Supreme. Apakah setelah saya makan Oreo Supreme ini saya akan merasa tidak lapar selama sebulan, apakah perut saya akan merasa baikkan, dan berbagai macam pertanyaan aneh lainnya yang tidak mungkin bisa dijawab kalau belum mencobanya.
Ketiga, influencer atau youtuber. Orang macam ini biasanya membeli Oreo Supreme untuk menaikkan rating di kanal miliknya. Orang macam ini pun tak takut mengeluarkan uang lima ratus ribu rupiah karena nantinya juga akan balik modal.
Bahkan modal yang kembali bisa berkali-kali lipat banyaknya. Orang macam ini tinggal mendramatisir Oreo Supreme, dijamin penontonnya bakal banyak. Yah, meskipun yang bully juga pasti sama banyaknya.
Keempat, orang yang rasa penasarannya cukup tinggi dan gampang terbujuk rayuan iklan. Orang ini meskipun uangnya pas-pasan akan berjuang mati-matian membeli produk Orea Supreme untuk menghilangkan rasa penasarannya.
Orang macam ini berkaitan erat dengan orang tipe ketiga. Melihat junjungannya membeli produk Oreo Supreme, orang ini ikut-ikutan. Apalagi di video yang diulas olehnya mengungkapkan hal drama seperti, wah saya merasa bahagia setelah memakan Oreo Supreme ini, wah setelah saya makan oreo ini mendadak rasa haus saya hilang seketika. Nah kotoran saya juga ternyata berwarna merah juga.
Apapun alasan orang ingin membeli Oreo Supreme, kita tidak bisa langsung menghakiminya, biarlah itu menjadi hak mereka selama tidak merugikan kita atau pihak terkait, namanya juga jualan! Tapi apa harganya wajar? Biarlah masyarakat sendiri yang menilainya.
