Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengerikan! Begini Cerita Zubair Bisa Selamat dari Kecelakaan Pesawat Pakistan PK-8303

23 Mei 2020   12:10 Diperbarui: 23 Mei 2020   12:09 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar duka datang dari Pakistan setelah sebuah pesawat gagal mendarat dan mengalami kecelakaan parah di daerah pemukiman warga dekat Jinnah International Airport pada Jumat (22/5) waktu sekitar.

Pesawat Pakistan International Airlanes (PIA) dengan nomor penerbangan PK-8303 ini turut menewaskan 97 penumpang termasuk kru. Rata-rata penumpang adalah mereka yang ingin mudik lebaran ke kampung halamannya setelah kebijakan lockdown dilonggarkan.

Terkait jumlah penumpang ini masih simpang siur, ada yang mengatakan total seluruh penumpang 99 orang termasuk kru. Ada pula yang mengatakan 97 penumpang dan 8 kru. Pun ada yang memberitakan ada 91 penumpang dan 7 kru.

Entah mana yang benar, intinya ada lebih dari 90 nyawa yang tak tertolong di dalamnya. Tak hanya penumpang, karena pesawat jatuh di tengah pemukiman sehingga kemungkinan jumlah korban sipil bisa saja bertambah.

Tapi kabar terbaru menyatakan bahwa tidak semua penumpang tewas seperti yang sudah diberitakan sebelumnya karena ada dua penumpang yang berhasil menyelamatkan dirinya. Mereka adalah Muhammad Zubair dan Zafar Masood.

Tampak sebuah video memperlihatkan kondisi Muhammad Zubair yang dipenuhi luka bakar. Ia masih dalam keadaan sadar, lalu menceritakan kisah perjuangannya dalam menyelamatkan diri dari kecelakaan menggerikan itu.

Zubair mengatakan bahwa di dalam pesawat terdapat penumpang dari segala usia, mulai dari anak-anak, Lansia, pria dewasa sampai wanita. Mereka semua menjerit ketakutan sambil tak henti-hentinya memanjatkan doa.

Bisa dibayangkan dalam keadaan seperti itu, pasti yang ada di pikiran kita adalah apakah kita semua akan selamat. Kita tak akan sempat memikirkan barang bawaan kita apalagi kue lebaran di rumah.

Zubair tak mematuhi aturan kru untuk tetap mengenakan sabuk pengaman. Dia nekat melepaskan sabuk pengaman, yang dia lihat katanya hanya api. Begitu membuka sabuk pengaman, dia mengikuti arah cahaya.

Setelah menemukan cahaya, dia lompat dari ketinggian, tak begitu tinggi, hanya 3 M saja. Mungkin pesawat sudah jatuh dan belum terbakar habis atau meledak. Layaknya film-film aksi, Zubair ini bagai seorang yang sangat beruntung bisa lari dari kejaran maut.

Sebelumnya pilot mengabarkan ada kerusakan mesin sehingga meminta petugas ATC untuk mendarat darurat di bandara Jinnah International Airport. Mayday Mayday Mayday, begitu percakapan terakhir dengan logat Pakistan antara pilot dengan petugas ATC yang beredar luas di internet.

Pesawat dari Lahore dengan tujuan Karachi ini pun jatuh tak jauh dari bandara darurat itu atau berjarak kurang lebih sekitar 2-3 KM. Kalau lihat di ilustrasi lokasi jatuhnya pesawat dengan bandara memang sangatlah dekat.

Jarak lokasi jatuhnya pesawat dengan bandara, sumber: BBC.com
Jarak lokasi jatuhnya pesawat dengan bandara, sumber: BBC.com

Namanya takdir, sedekat apapun itu kalau Tuhan berkata lain maka tidak ada yang bisa menghentikan kehendak-Nya. Begitu pula dengan takdir Zubair dan Zafar yang menjadi dua orang paling beruntung dalam pesawat.

Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan kedua survivors itu. Pasti senang bercampur sedih. Apalagi mereka yang hendak bertemu keluarga di hari Lebaran. Mereka pun beruntung masih bisa menikmati Lebaran meski harus dirawat di rumah sakit akibat luka yang dideritanya.

Selain itu, ini bisa menjadi pelajaran bersama bagi pemerintah Pakistan untuk lebih memperhatikan keselamatan dalam penerbangan. Pasalnya, kecelakaan pesawat Pakistan yang mengerikan juga pernah terjadi pada 2010, 2012, dan 2016.

Pada 2010, sebuah kecelakaan terbesar dekat kota Islamabad dan menjadi sejarah kecelakaan paling mematikan di Pakistan yang turut menewaskan 157 orang. Pada 2012, 121 dan 6 kru tewas dalam kecelakaan pesawat akibat cuaca buruk di daerah Riwalpindi. Sementara pada 2016, 47 penumpang tewas dalam kecelakaan pesawat dengan tujuan Islamabad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun