Sebelumnya pilot mengabarkan ada kerusakan mesin sehingga meminta petugas ATC untuk mendarat darurat di bandara Jinnah International Airport. Mayday Mayday Mayday, begitu percakapan terakhir dengan logat Pakistan antara pilot dengan petugas ATC yang beredar luas di internet.
Pesawat dari Lahore dengan tujuan Karachi ini pun jatuh tak jauh dari bandara darurat itu atau berjarak kurang lebih sekitar 2-3 KM. Kalau lihat di ilustrasi lokasi jatuhnya pesawat dengan bandara memang sangatlah dekat.
Namanya takdir, sedekat apapun itu kalau Tuhan berkata lain maka tidak ada yang bisa menghentikan kehendak-Nya. Begitu pula dengan takdir Zubair dan Zafar yang menjadi dua orang paling beruntung dalam pesawat.
Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan kedua survivors itu. Pasti senang bercampur sedih. Apalagi mereka yang hendak bertemu keluarga di hari Lebaran. Mereka pun beruntung masih bisa menikmati Lebaran meski harus dirawat di rumah sakit akibat luka yang dideritanya.
Selain itu, ini bisa menjadi pelajaran bersama bagi pemerintah Pakistan untuk lebih memperhatikan keselamatan dalam penerbangan. Pasalnya, kecelakaan pesawat Pakistan yang mengerikan juga pernah terjadi pada 2010, 2012, dan 2016.
Pada 2010, sebuah kecelakaan terbesar dekat kota Islamabad dan menjadi sejarah kecelakaan paling mematikan di Pakistan yang turut menewaskan 157 orang. Pada 2012, 121 dan 6 kru tewas dalam kecelakaan pesawat akibat cuaca buruk di daerah Riwalpindi. Sementara pada 2016, 47 penumpang tewas dalam kecelakaan pesawat dengan tujuan Islamabad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H