Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Habib Umar Assegaf Dipolisikan, "Pasar dan Mall Saja Ramai, Pak?"

22 Mei 2020   15:00 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:55 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah video rekaman amatir, terlihat sosok bergamis panjang warna putih terlibat cek cok mulut dengan petugas pos pemantauan. Kejadian ini terjadi pada Kamis (21/5) sore.

Setelah ditelusuri, sosok dalam video adalah seorang ulama asal Bangil Pasuruan bernama Habib Umar Assegaf. Hal ini diperkuat dengan Nopol kendaraan mobil berwarna hitam bernomer N 1 B.

Buntut kejadian ini pun akan lebih panjang karena pihak petugas gabungan tengah melaporkan kasus tersebut pada Polda Jatim, namun di sisi lain masa pendukung Habib Umar Assegaf ini tidak sedikit yang tidak terima dengan perlakuan kasar Satpol PP terhadap role modelnya itu.

Bagaimana kronologi kejadian bermula?

Awalnya, sebuah kendaraan bernopol N 1 B diberhentikan di Pintu Keluar Tol Satelit Surabaya. Nopol kendaraan Surabaya adalah L, sedangkan N adalah Nopol untuk Malang, Pasuruan dan sekitarnya. Jadi wajar saja jika petugas memaksa pemilik kendaraan untuk putar balik.

Di samping itu, ternyata penumpang mobil tidak mengindahkan peraturan PSBB misalnya salah satu penumpang tidak memakai masker, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas maksimal 50 persen dan tujuan penggendara yang bukan untuk urusan mendadak atau darurat.

Si penumpang pun turun dari mobilnya, lalu terjadilan cek cok mulut. Dalam video terlihat polisi cukup sopan dalam memberikan instruksi, namun kerap kali si penumpang ini mendorong tubuh polisi.

Di susul pria berseragam Satpol PP yang juga menasehati, namun tetap saja si penumpang ini tidak mengaku bersalah sampai mendorong tubuh Satpol PP.

Sayangnya, Satpol PP justru membalas dorongan itu dengan tinju dan tendangan. Sementara si penumpang terus terdesak mundur sambil sedikit melawan, mungkin karena sudah sepuh. Si penumpang atau Habib Umar itu melayangkan sorbannya, sampai si Satpol PP jatuh dengan sendirinya. Beruntungnya, polisi segera melerainya hingga adegan tinju dan tendangan tidak diteruskan.

Yah meski si penumpang juga tidak bisa dibenarkan, namun bukan berarti harus dengan adu fisik. Mungkin kalau dorong-dorongan saja masih wajar. Lagi pula si penumpang sudah cukup sepuh, mana bisa menang melawan adu fisik.

Kini laporan sudah dilayangkan ke Polda Jatim. Aparat wajib pun sedang memeriksa lebih lanjut melalui digital forensik. Lalu kalau sudah dilaporkan, apa kasus bakal selesai?

Saya bukannya mendukung Habib Umar, namun biarlah bulan Ramadan ini masing-masing pihak berdamai. Apalagi jika melihat kenyataan yang ada seperti kondisi pasar dan mall mulai ramai?

Pertanyaan ini akan terus dibandingkan dengan banyak kasus pelanggaran PSBB lainnya. Kalau pasar dan mall saja ramai, kenapa Habib Umar dipolisikan?

Beberapa hari yang lalu pun Surabaya terlihat ramai dengan banyaknya kendaraan yang memadati jalan. Pun banyak pasar dan mall kembali membuka lapaknya sehingga banyak warga berburu kebutuhan lebaran sampai melupakan protokol kesehatan.

Apa mungkin Habib Umar dipolisikan karena melawan? Kalau ini mungkin bisa dibenarkan bisa juga tidak karena pihak Satpol PP juga melawan balik. Pun Habib Umar tidak berkutik karena usianya yang sepuh.

Sebagai seorang Habib, harusnya Habib Umar juga punya iktikad baik agar permasalahan ini tidak terus-menerus diperpanjang. Kalau perlu Habib Umar dan Satpol PP yang terlibat baku hantam untuk berdamai. Ini karena jumlah masa pengikut Habib Umar yang banyak, biar suasana tidak keruh baik di media maupun di dunia nyata.

Yang konser dan melanggar aturan PSBB saat sesi foto bersama saja dibiarkan, sampai Ketua MPR minta maaf (artis dan personelnya diam-diam saja), masa kasus Habib Umar dipolisikan dan dipidanakan? Yah, apalagi lebaran sebentar lagi datang, bukankah indah saling maaf dan memaafkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun