Aku Sarah akan mengambil keputusan terbesar dalam hidup aku, aku akan melelang keperawanan aku mulai dari Rp2 miliar. 100 persen dananya akan didonasikan dan disumbangkan kepada pejuang covid-19 dan semua yang membutuhkan. Terima kasih, aku harap kalian bisa mengambil positifnya- cuplikan video singkat kurang dari semenit Sarah Keihl.
Ada-ada saja kelakuan influencer akhir-akhir ini, mulai dari prank sembako sampah, menyepelekan PSBB, sampai menjual selaput dara. Yang terakhir ini baru saja terjadi pada Rabu (20/5), namanya Sarah Keihl.
Sarah Keihl melelang keperawanannya mulai dari harga 2 miliar rupiah melalui akun instagramnya @sarahkeihl. Dalam batinku, apa lagi ini? Sampai segitunya kah mencari panggung di tengah pandemi. Sampai segitunya kah untuk bisa eksis di dunia maya?
Selebgram dengan nama asli Sarah Salsabila pun akhirnya minta maaf dan angkat suara bahwa dirinya hanya sarkas atau menyindir untuk mereka yang masih nongkrong-nongkrong di tengah aturan PSBB. Ia juga menuturkan bahwa dirinya hanya bercanda.
Apakah level bercanda sampai sedemikian parahnya? Apalagi kita semua tahu, saat ini bulan suci Ramadan sedang hadir di tengah-tengah kita.
Lalu apakah ini masuk dalam ranah prostitusi online? Entahlah, pertanyaan ini menjadi urusan pihak berwenang dan sepertinya akan terus berlanjut.
Yang jadi pertanyaan besar justru adalah caranya yang tentunya menyakiti perasaan orang tak berpunya. Bagaimana tidak, dia ingin berdonasi lewat uang haram? Apakah sebegitu rendahnya kah masyarakat kita sampai semua elemen masyarakat bakal mengambil begitu saja meski tahu kalau uang itu hasil dari perbuataan tak senonoh.Â
Kendati hanya sebagai bercandaan, masyarakat kita sudah cukup kenyang dalam bercanda. Ferdian Paleka bukankah juga menganggap dirinya bercanda?
Memang, Sarah Keihl sudah meminta maaf dan menghapus postingannya tersebut, tapi apa dia bisa menjamin seluruh masyarakat terima dengan permintaan maafnya? Beginilah tabiat influencer kita, viral dulu minta maaf kemudian.
Pun sama yang sudah dilakukan oleh Ferdian Paleka maupun Indira Kalistha. Setelah viral baru deh minta maaf sampai termehek-mehek, videonya pun dihapus untuk menghilangkan jejak padahal namanya dunia digital, pasti masih bisa dilacak meski sudah dihapus.
Apa mereka tidak berpikir dulu sebelum bertindak? Apa mereka tidak ingat bahwa tidak semuanya bisa dijadikan candaan.
Terkait dengan kasus Sarah Keihl, apakah Sarah Keihl belum baca berita tentang seorang ayah asal Klaten yang nekat ingin menjual ginjalnya karena telah diPHK? Barangkali dengan membaca berita tersebut Sarah Keihl akan sedikit tersadarkan.
Namanya Frans Larry Oktavianus (43) warga Dukuh Karangasem RT.1 Rw.4 Dusun Ngering Kecamatan Jogonalan, Klaten. Ia mendadak viral setelah dirinya menempelkan sebuah tulisan bahwa dirinya sedang menjual ginjal karena baru diPHK akibat Corona.
Ia berjalan kaki menuju Semarang untuk menemui Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Meski caranya juga sama-sama salah karena akan menimbulkan ketakutan dan kengerian dalam masyarakat, tapi setidaknya Frans lebih mulia. Pun setidaknya kita bisa mengambil hikmahnya bahwa banyak loh orang menderita di saat Corona.
Lantas dengan mudahnya, Sarah Keihl ingin menjual keperawanannya padahal di luar sana banyak orang menjual semua yang dipunya tapi tetap menjaga iman dan taat hukum yah. Semiskin-miskinnya orang, kalau masih ada iman di hatinya pasti tidak akan menjual kehormatan dan harga diri kendati tujuannya baik kalau caranya salah kaprah, sama saja bohong.
Di satu sisi Sarah Keihl ini seperti menyindir Frans yang menjual ginjal dan masyarakat lain yang sedang berjuang di luar sana. Dan lagi, tidak semua masyarakat akan menerima donasi Sarah Keihl jika memang itu hasil perbuatan haram.
Yah meski lagi-lagi ini hanya sebagai candaan, apakah masyarakat juga harus terus menerus bercanda padahal kondisinya sedang mencekam. Mana ada orang sedang susah lalu dijejali candaan, sangat receh dan tidak etis pula.
Semoga tidak ada lagi influencer macam Sarah Keihl, Ferdian Paleka, dan Indira Kalistha yang memperkeruh suasana di tengah pandemi dan bulan suci. Harusnya mereka-mereka ini menyebarkan optimisme dengan cara yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H