Kalau biaya konser gratis sih tidak masalah, tapi kalau biaya konser didapat dari uang rakyat, sepertinya agak masalah.
Lagi pula, adakah pemerintah resmi dari berbagai belahan negara di dunia mengadakan konser di tengah pandemi? Apalagi ada pernyataan bahwa konser tersebut tak ubahnya dengan pencitraan karena ingin menunjukkan pada dunia bahwa ada loh suatu negara yang kuat dan tabah menghadapi pandemi, Indonesia.
Apakah memang ini harus dikonserkan, dan kenapa kita masih peduli dengan pencitraan di mata dunia bukannya fokus pada kondisi dalam negeri. Lihat saja kini, kondisi kita sebenarnya sedang tidak baik-baik saja, lantas kita harus menunjukkan kita hebat di mata dunia?
BPJS saja harus dinaikkan di tengah pandemi dan pemerintah kurang aksi dalam menambal defisit, lalu dengan mudahnya mengadakan konser?
Kalau demikian maka jangan salahkan kritikan yang bertubi-tubi datang dari rakyat. Kalau sudah dapat kritikan, kok malah tutup telinga? Harusnya kita lebih dewasa dengan banyaknya kritik bukan malah menganggap kritikan sebagai hambatan.
Kritikan adalah sebuah proses evaluasi, pemerintah pun harusnya legowo bukannya malah menganggap kritik ini sebagai bentuk dari kesalahpahaman. Terutama bagi BPIP yang memang keberadaannya selama ini selalu dipertanyakan oleh rakyat. Lalu tiba-tiba muncul dengan konser, ah sudahlah, Indonesia terserah!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H