Arteri Dahlan, salah satu anggota DPR yang paling vokal menentang Mbak Nana di sini. Dia sampai menyuruh Najwa Shihab meminta maaf. Pertanyaannya, kalau tidak ada yang salah kenapa harus meminta maaf? Bukankah DPR yang harusnya meminta maaf ke rakyat jika memang apa yang dikatakan Najwa Shihab benar adanya.
DPR adalah lembaga legislatif penyeimbang kekuasaan pemerintah yang dipilih oleh rakyat, digaji rakyat lalu kalau rakyat mengkritik, apa harus meminta maaf?
Iya kalau Najwa Shihab melakukan prank dengan memberikan sekotak kardus yang isinya sampah kepada anggota DPR. Atau kalau Najwa Shihab melangsungkan konvoi ramai-ramai menuntut DPR turun dari jabatan di tengah pandemi, baru Najwa Shihab perlu meminta maaf.
Nah ini, Najwa Shihab hanya menyuarakan aspirasi rakyat yang sama sekali tidak melanggar pasal pidana apapun. Saya sebagai rakyat justru terwakili dengan keberanian Mbak Nana. Coba kalau Mbak Nana tinggal diam, mana tahu saya kalau DPR ternyata masih ngotot dengan seabrek RUU di atas yang tidak begitu mendesak.
Sepertinya DPR memang sedang melangsungkan drama tapi bukan drama secara tatap muka melainkan drama secara virtual. Meski bukan drama kena prank atau kaget-kagetan uang, tapi kita yang melihatnya cukup akan terhibur dan sedikit emosi. Yah setidaknya dengan kasus seperti ini DPR makin sadar diri dan intropeksi bukan malah mencari panggung untuk diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H