Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Alumni Hubungan Internasional yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tak Ingin Dirinya Terus Diberitakan, Kim Jong Un Mengambil Langkah Militer?

4 Mei 2020   17:04 Diperbarui: 4 Mei 2020   17:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Jong Un di pabrik pupuk di Sunchon Korut, sumber: AFP

Kabar simpang siur tentang Kim Jong Un belum mereda dari jagad media hingga sekarang. Belum lama ini, tepatnya di hari buruh Internasional 1 Mei, Kim Jong Un menampilkan dirinya ke publik setelah berminggu-minggu lamanya absen dari permukaan publik Korea.

Bahkan Kim Jong Un absen dari upacara tahunan dalam memperingati hari ulang tahun kakeknya Kim Il Sung setiap tanggal 15 April. Acara terpenting di Korut itu bahkan dijadikan hari libur nasional Korut. Tak hanya 15 April, pada 25 April 2020 Kim Jong Un juga absen dari perayaan besar dalam memperingati hari ulang tahun angkatan bersenjata Korut.

Ada pula kabar Kim Jong Un yang sengaja sembunyi atau melarikan diri dari ganasnya pandemi Covid-19 apalagi Korut bertetangga dengan China, negara di mana Covid-19 bermula sehingga Korut dianggap sangat rentan terhadap penyebaran virus. Pun tak sedikit yang mengabarkan bahwa kondisi kesehatan Kim Jong Un yang tidak stabil.

Dari sekian kabar tersebut, tentu saja kabar tentang dirinya yang telah menyusul ayah dan kakeknya adalah kabar yang paling menghebohkan seluruh jagad termasuk Indonesia. Kabar meninggalnya Kim Jong Un pertama kali disiarkan oleh KHSTV milik Hongkong dan belum dikonfirmasi oleh pihak Korut.

Kita sendiri tahu bahwa meski Korut sangat dekat dengan China tapi China tidak begitu dekat dengan Hongkong. Maka bisa disimpulkan bahwa berita dari KHSTV tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Meski begitu kabar meninggalnya Kim Jong Un masih dipercayai oleh sebagian orang dan terus-menerus diperbincangkan kemudian hari di seluruh jagad sampai muncul spekulasi-spekulasi tentang masa depan Korut setelah Kim Jong Un tiada.

Kabar-kabar jelek itu mendadak sirna ketika Kim Jong Un menunjukkan dirinya sedang meresmikan sebuah pabrik Sunchon Korut. Bukan sirna lalu menghilang begitu saja, justru muncul kabar lainnya seperti tanda hitam yang diduga kuat merupakan bekas sampel pengambilan darah.

Sampai ada pula kabar bahwa Kim Jong Un yang muncul mendadak pada 1 Mei merupakan Kim Jong Un KW atau palsu karena memang selama ini banyak orang menyerupai pemimpin yang bertubuh gemuk itu.

Tak ingin dirinya terus-menerus diberitakan, lalu muncul kabar kerenggangan antara Korut dan Korsel. Pada Minggu (3/5) waktu setempat, terjadi baku tembak di daerah zona demilliterisasi itu. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya kedua negara kembali mesra setelah menjalin pertemuan damai.

Baku tembak tersebut diawali oleh pihak militer Korut. Dimulai dari satu pos penjagaan yang ditembak lalu pihak Korsel membalasnya. Meski tidak ada konfirmasi korban jiwa, kabar tersebut tentu menimbulkan pertanyaan besar.

Apakah baku tembak ini merupakan awal dari ketidaksukaan Kim Jong Un yang terus-menerus dibicarakan oleh dunia?

Kita bisa menyimpulkannya demikian karena selama ini memang jarang ada kabar terkait Kim Jong Un dan Korut. Negara itu selalu menjaga rahasianya sebaik mungkin. Negara tersebut juga tidak senang jika diusik oleh negara lain.

Lebih parahnya lagi, ada kabar tidak mengenakkan bahwa pabrik pupuk yang diresmikan Kim Jong Un sebenarnya adalah pabrik ganda di mana selain memproduksi pupuk tapi juga memproduksi nuklir.

Cara ini diduga untuk menyembunyikan aktivitas nuklir yang selama ini ditakut-takuti oleh tetangganya, Korsel. Entah benar atau tidaknya kabar itu, berjaga-jaga adalah langkah yang tepat.

Dalam Hubungan Internasional dikenal istilah realisme di mana masing-masing negara mempunyai potensi untuk menyerang negara lain sehingga negara perlu membangun zona militer yang kuat dan canggih.

Teori ini didukung oleh fakta bahwa sifat dasar negara tidak jauh berbeda dengan manusia, di mana manusia satu dengan manusia lainnya dianggap sebagai serigala. Maka untuk bisa bertahan, negara harus siap sedia berperang kapan saja meskipun kondisi dunia sedang aman.

Dalam kasus Korut ini, siapa bisa menjamin Korut tidak menggunakan langkah militernya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun