Rakyat yang ditolong Umar bin Khattab itu juga mulanya tidak mengenal bahwa yang datang dan membawakan sekarung gandum adalah seorang khalifah.
Berbeda dengan apa yang terjadi saat ini di mana semuanya dilakukan dengan undangan dan sorotan media dari mana-mana. Seolah-olah seisi dunia harus tahu bahwa dirinya seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya.
Ketiga, Utsman bin Affan yang memiskinkan diri sendiri. Jika kebanyakan pemimpin adalah memperkaya diri sendiri dengan ikut proyek sana dan sini dengan perusahaan yang dimilikinya sampai sikut sana dan sini, lain lagi dengan Khalifah Utsman bin Affan.
Khalifah Utsman bin Affan selalu membelanjakan harta pribadinya untuk kepentingan rakyat. Meski dikenal sebagai khalifah terkaya karena sebelum menjadi khalifah juga sudah kaya, Utsman bin Affan selalu menghindar dari konflik kepentingan.
Utsman bin Affan selalu membeli sumur (sumur dianggap setara dengan minyak mentah saat ini) untuk rakyat memenuhi kebutuhannya. Baik untuk diminum maupun untuk lahan pertanian mereka. Utsman bin Affan juga dikenal sebagai sahabat yang paling banyak membebaskan budak dengan uang saku pribadinya.
Selain tidak mengambil gajinya sebagai khalifah, Utsman bin Affan juga selalu menjamin kehidupan anak yatim piatu dan janda.
Keempat, khalifah terakhir Ali bin Abi Thalib yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Hal ini bisa dilihat dari fakta bahwa Ali bin Abi Thalib menolak menggunakan dana umat hanya untuk kepentingan pribadi meski banyak bisik-bisik dari sana sini.
Akhirnya pejabat yang tertangkap menyalahgunakan dana uang rakyat akan diadili, tidak memandang dari suku atau keturunan siapa.
Pendistribusian dan pembayaran pajak dan zakat dilakukan sepekan sekali pada hari Kamis dan proses perhitungan saldo pada hari Sabtu dilakukan dengan transparan. Proses pendistribusian ini dilakukan sangat ketat sehingga sulit untuk melakukan korupsi atau suap.
Dari keempat Khalifaur Rasyidin ini, kita harusnya banyak mengambil hikmahnya. Kita semakin melupakan sosok-sosok hebat berintegrasi tinggi sehingga kita mudah menyelewengkan jabatan demi pundi-pundi keuntungan pribadi.
Kita juga semakin melupakan pola hidup sederhana yang dilakukan khalifah empat di atas dan malah berlomba-lomba hidup bermewah-mewah. Bajunya saja yang sederhana, tapi di belakangnya (perusahaan, hunian, dan kendaraan) sungguh mewah tak terkira.