Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Rekomendasi Film Jepang yang Bikin Mewek dan Jadi Teman Rebahan di Rumah (Part 1)

19 April 2020   12:04 Diperbarui: 19 April 2020   19:07 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini yang kita ketahui bersama adalah bahwa industri hiburan Jepang identik dengan anime. Ada banyak sekali anime yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia mulai dari Detective Conan, Naruto, Boruto, One Piece, Black Clover sampai Doraemon.

Serial anime di atas tak pernah sepi peminat sampai bermunculan komunitas-komunitas pecinta anime itu. Tapi sebenarnya industri hiburan Jepang itu sangat banyak bertebaran di jagad media termasuk industri perfilman non animenya.

Barangkali karena posisi industri perfilman dunia dipegang oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Selatan terkenal dengan K-Drama dan Amerika Serikat dengan Hollywoodnya. Keduanya selalu merajai hati penggemarnya di seluruh dunia sampai-sampai ada kelompok fanatik untuk keduanya.

Jika kalian adalah tipe orang yang kadang suka bosan jika yang ditonton K-Drama, anime atau Hollywood melulu. Maka tak ada salahnya bagi kalian untuk mencoba menonton film Jepang non anime. 

Dan film Jepang pun tak kalah dengan K-Drama atau Hollywood, hanya saja kita harus lebih selektif agar film yang kita tonton tidak berakhir sia-sia.

Bagaimana tidak sia-sia, sudah habis kuota atau habis uang membeli DVD daring untuk melihat film Jepang non anime ternyata filmnya tidak sebagus ekspektasi. 

Alhasil ekspektasi tidak seindah realita yang ada. Oleh karena itu, berikut saya rekomendasikan film Jepang yang menurut pendapat pribadi cukup bagus dan menginspirasi:

Little Love Song

Kalian suka musik Jepang? Suka dengan wisata pulau Jepang? Barangkali film Little Love Song (Chiisana Koi no Uta) wajib kalian tonton.

Film ini berkisah tentang persahabatan, keluarga, hobi, impian, dan cinta. Bermula dari sebuah band SMA yang sedikit bandel di kota kecil di pulau Okinawa. Suatu hari mereka mendapat tawaran produser untuk rekaman di Tokyo, kota impian bagi mereka untuk mewujudkan mimpinya sebagai band besar.

Pemeran film Little Love Song, sumber: cdjapan.co.jp
Pemeran film Little Love Song, sumber: cdjapan.co.jp

Tapi di saat mereka sedang senang-senangnya, mereka pulang ke rumah masing-masing menggunakan sepeda. Apalagi mereka tinggal di pulau, sepeda menjadi kendaraan sehari-hari. Nah ketika perjalanan pulang inilah, dua personel band mengalami kecelakaan parah.

Kecelakaan itu menyebabkan Shinji Fukumura meninggal dunia. Awalnya kita dibuat terkecoh oleh alurnya, mula-mula tidak ada gambaran kalau Shinji ini meninggal karena ia masih bercakap-cakap dengan Ryota. Shinji mengajak Ryota ke rumah dinas militer AS di Okinawa.

Di rumah dinas itu, terdapat pacar Shinji bernama Lisa yang seorang anak pejabat militer AS. Tapi kok mengajaknya di malam buta. Ternyata eh ternyata itu hanya mimpi. Dan ketika Ryota bangun Shinji sudah meninggal dunia. 

Mimpi seolah sebagai perpisahan terakhir bagi Shinji yang mengalami kecelakaan di satu tempat dengan Ryota. Hanya saja Ryota berhasil selamat dari maut.

Saya tidak akan menjelaskan sinopsisnya secara detail, intinya film ini bercerita tentang band SMA yang mencoba bangkit dari keterpurukan itu. Meski gagal rekaman, mereka sudah berjanji akan menampilkan yang terbaik ketika festival sekolah nanti.

Dari sinilah konflik sering bermunculan, mulai dari adik Shinji, Mai Fukumura yang ingin melanjutkan mimpi kakaknya namun tidak didukung sang ayah. Bagi ayahnya, musik adalah hal bodoh yang bisa menghambat karier masa depan.

Ada pula konflik ketika salah satu personel keluar dan memilih bergabung dengan band lain. Dan konflik lainnya. Sampai pada sebuah akhir cerita di mana mereka menyanyikan lagu terakhir ciptaan Shinji yang dipersembahkan untuk kawan dan pacarnya, Lisa.

Padahal ayah Lisa, seorang perwira militer AS dengan jabatan tinggi, yang menabrak lari Shinji hingga tewas saat bersepeda dengan Ryota. Di sini, ada unsur politiknya juga. Dalam film ini seolah ingin menampilkan bahwa militer AS di Okinawa hanya membawa ketidakstabilan dan sikap saling curiga.

Yang saya suka dari film ini adalah musik-musik yang diputar sepanjang film, namanya juga film tentang band. Apalagi ada lagu Mongol800, Chiisana Koi no Uta yang legendaris itu. Lirik lagu itu sangat dalam maknanya dan cukup sedih. Lagu itulah yang menginspirasi film Little Love Song ini.

Film ini juga menampilkan sisi lain dari pulau Okinawa. Seolah-olah ingin menunjukkan bahwa Jepang tidak hanya Tokyo. Film ini juga ditampilkan saat Festival Film Jepang setahun silam. 

Saya memberi rating 85/100 untuk film satu ini karena setelah menonton film ini, saya jadi suka memutar lagu-lagu dalam film ini di Youtube. Pesan yang ingin disampaikan juga mengena ke saya.

A Banana? At This Time of Night?

Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini merupakan perpaduan genre, ada komedinya, ada dramanya, ada romantis-romantisnya. Di awal-awal film, kalian akan banyak tertawa. Tapi menjelang akhir film, mendadak kalian akan dibuat termewek-mewek.

Film yang memiliki judul Jepang Konna Yofuke ni Banana Kayo: Kanashiki Jitsuwa ini bercerita tentang seorang penyintas disabilitas bernama Yasuaki Kano yang kesehariannya menggunakan kursi roda. Ia dibantu oleh relawan-relawan sampai terjalin rasa kekeluargaan di antara mereka.

Cuplikan adegan di film A Banana? At This Time of Night?| Sumber: Midas Productions - Shochiku Co., Ltd via id.japanesefilmfest.org
Cuplikan adegan di film A Banana? At This Time of Night?| Sumber: Midas Productions - Shochiku Co., Ltd via id.japanesefilmfest.org
Pada suatu ketika, Hisashi Tanaka seorang mahasiswa kedokteran yang mana ayahnya seorang direktur rumah sakit menjadi salah satu relawan. Tak hanya Hisashi, kekasihnya Misaki Ando juga menjadi salah satu relawan yang mengurus Yasuaki Kano.

Lambat laun Yasuaki Kano jatuh cinta pada Misaki padahal usia mereka terpaut sangat jauh. Dan Misaki sendiri sudah memiliki kekasih. Misaki adalah seorang pegawai restoran yang berbohong kepada Hisashi kalau dirinya seorang guru.

Hal ini yang membuat hubungan mereka renggang. Ketika Misaki sedang bertengkar dengan Hisashi, Misaki mendadak dekat dengan Yasuaki. Perasaan cinta adalah hak setiap orang termasuk penyintas disabilitas.

Namun perasaan Misaki kepada Yasuaki hanya sebatas perasaan nyaman karena Yasuaki kerap kali memotivasi Misaki untuk mengejar mimpinya menjadi guru. Bagi Yasuaki, tidak ada kata terlambat dalam belajar dan mengejar mimpi apalagi memiliki tubuh tanpa kecacatan.

Film ini mendadak menjadi sedih ketika penyakit Yasuaki semakin parah. Tapi sebelum kematiannya, Yasuaki membuktikan pada dunia bahwa meskipun berada di kursi roda ia bisa hidup mandiri. Ia hidup sendiri,tidak ingin tinggal dengan ibunya. Fakta ini yang membuat Yasuaki kerap kali diundang ke berbagai acara motivasi.

Cita-cita Yasuaki adalah pergi ke Amerika Serikat berjumpa dengan idolanya. Padahal penyakitnya semakin parah. Di akhir sebelum kematiannya, para relawan pergi berlibur bersama. Misaki dan Hisashi mulai berdamai dan Yasuaki tidak bisa memaksa cinta Misaki.

Di sinilah letak kesedihannya. Yasuaki memang hidup sendiri di sebuah kontrakan kecil namun ia memiliki relawan yang sudah dianggapnya sendiri sebagai keluarga. 

Apalagi relawan itu selalu menemaninya ketika dirawat di rumah sakit sampai ketika Yasuaki sempat tidak bisa bicara selama berhari-hari karena penyakitnya itu.

Saya memberi rating pribadi 87/100 untuk film satu ini karena saya sempat menitihkan air mata ketika melihat sosok nyata Yasuaki di akhir film. Keterbatasan Yasuaki tak membuatnya menyerah dan terus-terusan bersedih. Ia selalu menampilkan wajah ceria di depan relawan sekaligus keluarganya itu.

Sama seperti film Little Love Song, film ini juga ditampilkan dalam Festival Film Jepang di Indonesia. Saya menjadi salah satu penontonnya setahun silam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun