Pendidikan sangat diperlukan dalam membangun kembali ekonomi yang saat ini sedang lesu. Pendidikan mampu membangkitkan kembali situasi ekonomi terutama setelah bencana ini berlalu.
Bagi saya pribadi, DAP sah-sah saja digunakan untuk menambal defisit akibat Covid-19 namun dengan aturan yang jelas dan terperinci serta adil. Pertama, apakah DAP yang dimaksud adalah pembiayaan beasiswa periode baru untuk pendaftaran LPDP yang tertunda. Kedua, apakah DAP ini juga ditujukan kepada mahasiswa yang sedang ongoing. Untuk yang kedua ini sepertinya agak sullit diimplementasi karena sudah ada rancangan anggaran yang tertulis sebelum mahasiswa melakukan studi master atau doktoralnya.
Terlepas dari itu semua, kebijakan LPDP dalam membuat sebuah program baru terkait riset inovasi diaspora untuk mendukung penangganan pandemi Covid-19 patut diapresiasikan. Selama ini teknologi dan inovasi kita belum semaju Korea Selatan dalam menanggani Covid-19 sehingga program baru semacam ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah akibat Covid-19.
Contoh kecil inovasi Korea Selatan dalam menanggani Covid-19 adalah teknologi peta persebaran dan pergerakan Covid-19 secara real time. Mereka juga tidak kehabisan stok masker karena melalui sebuah aplikasi ringan, mereka tidak bisa sembarangan membeli masker.
Ada jadwal tersendiri untuk membeli masker dengan mengintegrasikannya bersama canggihnya barcode dalam KTP. Misal bagi mereka yang tahun kelahirannya memiliki angka terakhir 9 dan 0 maka mereka hanya bisa membeli masker sekian di hari Senin. Mereka juga bisa melihat stok masker sekitar melalui aplikasi sederhana di ponsel pintar.
Inovasi semacam inilah yang kita butuhkan saat ini. Dan untuk membuat inovasi semacam ini, pemerintah membutuhkan gotong royong bersama para peneliti dan kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H