Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tambal Defisit Akibat Corona dengan Dana Abadi Pendidikan (DAP) LPDP, Tepatkah?

10 April 2020   15:19 Diperbarui: 10 April 2020   15:26 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani dalam IMF-WB Annual Meeting 2019, sumber: kompas.com

Pendidikan sangat diperlukan dalam membangun kembali ekonomi yang saat ini sedang lesu. Pendidikan mampu membangkitkan kembali situasi ekonomi terutama setelah bencana ini berlalu.

Bagi saya pribadi, DAP sah-sah saja digunakan untuk menambal defisit akibat Covid-19 namun dengan aturan yang jelas dan terperinci serta adil. Pertama, apakah DAP yang dimaksud adalah pembiayaan beasiswa periode baru untuk pendaftaran LPDP yang tertunda. Kedua, apakah DAP ini juga ditujukan kepada mahasiswa yang sedang ongoing. Untuk yang kedua ini sepertinya agak sullit diimplementasi karena sudah ada rancangan anggaran yang tertulis sebelum mahasiswa melakukan studi master atau doktoralnya.

Terlepas dari itu semua, kebijakan LPDP dalam membuat sebuah program baru terkait riset inovasi diaspora untuk mendukung penangganan pandemi Covid-19 patut diapresiasikan. Selama ini teknologi dan inovasi kita belum semaju Korea Selatan dalam menanggani Covid-19 sehingga program baru semacam ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah akibat Covid-19.

Contoh kecil inovasi Korea Selatan dalam menanggani Covid-19 adalah teknologi peta persebaran dan pergerakan Covid-19 secara real time. Mereka juga tidak kehabisan stok masker karena melalui sebuah aplikasi ringan, mereka tidak bisa sembarangan membeli masker.

Ada jadwal tersendiri untuk membeli masker dengan mengintegrasikannya bersama canggihnya barcode dalam KTP. Misal bagi mereka yang tahun kelahirannya memiliki angka terakhir 9 dan 0 maka mereka hanya bisa membeli masker sekian di hari Senin. Mereka juga bisa melihat stok masker sekitar melalui aplikasi sederhana di ponsel pintar.

Inovasi semacam inilah yang kita butuhkan saat ini. Dan untuk membuat inovasi semacam ini, pemerintah membutuhkan gotong royong bersama para peneliti dan kampus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun