Zionis Yahudi tidak jauh berbeda dengan Nazi atas peristiwa mengerikan holocaust atau pembasmian etnis Yahudi di Jerman dan beberapa negara di Eropa lainnya. Mereka seolah-olah membalaskan dendamnya namun bukan membalasnya kepada Jerman malah membalasnya kepada bangsa Palestina yang sudah menempati tanah kelahirannya dan berhak atas kemerdekaannya.
Pendudukan Zionis di tanah Palestina ini membawa efek domino berkepanjangan. Dari sinilah muncul kebencian orang-orang Timur Tengah terhadap Barat, memicu perang dan lagi-lagi warga sipil yang tak bersalah yang menjadi korbannya. Gerakan terorisme juga perlahan-lahan bermunculan. Mereka menyuarakan agar Palestina dibebaskan dari cengkraman Israel.
Sebagian dunia termasuk Indonesia menganggap bahwa Israel sedang menjajah dan menduduki tanah orang lain. Sementara sejarah dan agama hanya sebagai kedok legitimasi mereka untuk tetap eksis di Palestina karena tidak semua bangsa Yahudi setuju atas pendudukan itu. Dan tidak sepenuhnya sejarah berkata demikian karena sejarah ditulis oleh para pemenang sehingga tidak bisa menjadi landasan utama.
Dan ini yang sering keliru, di Palestina tidak semuanya menganut agama Islam. Ada Kristen dan Yahudi. Tidak semua penganut agama setuju dengan deklarasi pendirian Israel karena akan rentan konflik kedepannya. Dan mereka masyarakat Palestina pun sudah kadung memiliki nasionalisme sendiri meskipun berbeda-beda agama. Sekarang pun konflik itu belum juga menemukan titik terang. Siapa yang mau mundur dan menyerah? Baik Israel dan Palestina pasti tidak ingin mundur dan melepaskan egonya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI