Harusnya aliansi BEM Jakarta gadungan itu bergerak aktif bukan cuman ngomong di depan publik. Contohlah BEM Universitas Indonesia yang membagikan masker dan hand santizer gratis kepada warga atau jika ingin merasakan langsung penangganan Covid-19 di wisma atlet Kemayoran maka jadilah relawan di sana. Apakah mereka bisa bertahan dan kuat? Atau mereka akan angkat tangan karena tidak tahan.
Inilah yang dialami tenaga medis. Mereka berjuang mempertaruhkan nyawa. Lalu dengan mudahnya aliansi BEM Jakarta gadungan mengkiritk tanpa memberi solusi. Atau jangan-jangan mereka dibayar seseorang? Karena narasi yang disampaikan sangat menyudutkan Gubernur Jakarta.
Saya bukanlah pendukung Anies Baswedan namun bukan berarti saya menampik usaha kerasnya selama ini. Meski masih banyak kekurangan, setidaknya berilah support dengan ikut terlibat langsung. Kalau tidak bisa ikut terlibat langsung setidaknya menjaga mulut dan jari agar keadaan tidak semakin keruh. Jakarta sudah dengan Covid-19, jangan malah bikin keruh lagi.
Kini kita tinggal tunggu permintaan maaf dari aliansi gadungan itu. Kalau mereka tidak mau meminta maaf maka sanksi sosial lebih sadis bahkan satu persatu warganet ini mengincar akun masing-masing perwakilan BEM Jakarta yang hadir sebagaimana yang terlihat di Twitter. Untuk apa? Sepertinya untuk mendesak, menantang aksi nyata, menghujat dan mengkritik balik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H