Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketatnya Peraturan Istana Membuat Pangerang Harry Resign dari Keluarga Kerajaan

10 Januari 2020   18:39 Diperbarui: 10 Januari 2020   19:20 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa disangka, Pangeran Harry dan Meghan Markle istrinya mengundurkan diri dari status keluarga kerajaan terbesar di dunia saat ini, Kerajaan Inggris. Publik dibuat terkejut dengan kabar ini, apalagi kelihatannya hubungan mereka terlihat mesra dengan sang ratu dan sang kakak, Pangeran William di layar kaca maupun media sosial.

Meski terlihat mesra, publik sudah bisa mencium aroma yang tidak beres dalam istana akhir-akhir ini. Pasalnya, Pangeran Harry dan Meghan Markle cuti enam pekan di hari Natal dan berlibur ke Kanada, negara yang juga mengakui kebesaran tahta sang ratu. 

Hari Natal bagi kerajaan Buckingham adalah hal istimewa bagi keluarga besar untuk berkumpul bersama sementara Pangeran Harry dan Meghan Markle memilih long escape ke luar negeri?

Tak lama setelah cuti dari tugas kerajaan, pasangan yang baru dikaruniai seorang anak, Archie ini justru mengumumkan secara sepihak untuk mundur dari Kerajaan Inggris tanpa berdiskusi dengan kakak atau pihak istana terlebih dahulu. Dalam unggahan yang disukai lebih dari jutaan kali di media sosialnya itu, mereka menyatakan ingin mandiri secara finansial dan hidup (bebas) di Amerika Utara.


Pihak istana sangat kecewa dengan keputusan Pangeran Harry. Banyak spekulasi muncul bahwa Pangeran Harry dipengaruhi Meghan Markle yang ingin bebas dari aturan kerajaan. Ada pula yang menganggap bahwa mereka murni ingin hidup mandiri di Amerika. Atau hanya cari sensasi semata? 

Dari spekulasi-spekulasi itu, yang paling santer dibicarakan adalah terkait kehidupan privasinya. Sebagai seorang keluarga kerajaan, kehidupan sehari-hari tak lepas dari intaian media, pengawal pribadi dan protokol. Itu artinya mereka sedikit mendapatkan privasi dari publik. 

Sampai kehidupan pribadinya tak urung dari pengawasan media. Sebelumnya, Pangeran Harry melaporkan perusahaan media Sun, News of The World, Mail on Sunday dan Daily Mirror karena diduga telah menyadap teleponnya dan menerbitkan surat-surat pribadi tanpa seizinnya. 

Seberapa ketatkah peraturan kerajaan?

Kehidupan kerajaan adalah surga dunia. Bagaimana tidak, mereka digaji sangat tinggi oleh pajak rakyat. Bahkan renovasi rumah yang mencapai setara 43 miliar rupiah pun dibayarkan begitu saja, belum biaya makan dan perjalanan bak presiden. Bedanya presiden ada masanya sementara keluarga kerajaan berlaku dari lahir sampai meninggal.

Kehidupan yang banyak diidam-idamkan itu tidak sepenuhnya membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati. Buktinya, Pangeran Harry dan Meghan Markle memilih meninggalkan itu semua meskipun istana kecewa dan tentu saja sebagian rakyat kesal karena hasil kerja kerasnya untuk membayar pajak kerajaan dibalas dengan pengunduran diri begitu saja.

Sebenarnya bukan hanya Pangeran Harry yang mengundurkan diri, kakeknya Pangeran Edward VIII juga resign dari kerajaan demi wanita janda Amerika pujaan hatinya. Harry juga tak ingin mengulang sejarah kelam ibunya, Putri Diana yang meninggal karena kecelakaan misterius di Paris 1997 silam setelah dikejar-kejar paparazi. Banyak teka-teki muncul, benarkah dunia kerajaan tidak seindah bayangan orang?

Jika melihat film Victoria & Abdul, kita bisa tahu betapa stresnya harus menjadi keluarga kerajaan. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali selalu ada pengawal dan pelayan yang mengikuti. Semua jadwal pun disusun rapi, mereka harus melakukan daftar kegiatan yang sudah disiapkan secara detail dengan jam dan tempatnya.

Bahkan untuk belajar bahasa asing dengan Abdul (pelayannya dari India), Ratu Victoria diintai dan diwanti-wanti. Padahal Ratu Victoria dan Abdul sangat dekat. Mereka bagai sahabat yang terpaut umur. Meski beda umur, ras dan agama- mereka sama-sama saling belajar dan sharing masalah. Ketika kematian Ratu Victoria pada tahun 1901, semua bukti sejarah itu dibakar dan disembunyikan pihak istana, baru diketahui pada 2003 silam.

Dari film ini, kita bisa melihat bahwa banyak aturan ketat dalam tubuh istana yang tidak bisa diganggu gugat. Namun bagaimana kalau sudah cinta, apa juga akan digugat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun