Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Great Wall of America" Bakal Sekokoh "Great Wall of China"?

18 April 2018   17:14 Diperbarui: 18 April 2018   17:32 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun tembok itu hanya menimbulkan kereggangan hubungan antara Meksiko dan AS apalagi bukan menjadi rahasia lagi kalau perdagangan senjata AS ke Meksiko sangatlah tinggi. AS sebagai negara pengimpor senjata membuat kriminal di Meksiko semakin merajalela bahkan di negaranya sendiri pun sering terjadi penembakan masal di tempat umum.  Tidak dapat dipungkiri AS mendapatkan pundi-pundi dolar dari perdagangan itu.

Lantas kerenganggann hubungan itu bisa menimbulkan xenophobia (sifat anti terhadap orang asing). Semua orang asing dianggap ancaman terhadap kehidupan sosial dan budaya mereka. Padahal siapa yang bisa menolak akulturasi budaya dan sosial. Hal itu sudah terjadi ribuan tahun lamanya ketika definisi negara belum ada.

Tak hanya berhubungan dengan manusia, tembok itu juga mengancam spesies hewan yang hidup di antara kedua negara. Setelah tembok setinggi 11 meter itu benar-benar mengelilingi perbatasan, melewati lembah Rio Grande dan Sungai Colorado tentu saja hewan-hewan langka seperti kodok Arroyo, kodok berkaki merah California, kadal liar hitam, kura-kura Pacific pond, dan macam tutul akan kesulitan mencari makan atau minuman lantaran terhalang tembok.

Terlepas dari dampak negatif, pada akhirnya yang membuat kokoh sebuah benteng pertahanan bukanlah dari sekokoh apa bangunan atau tembok yang dibangun. Bahkan sekelas Great Wall of China.

Sama halnya dengan AS yang ingin membangun tembok perbatasan agar tidak ada pengaruh luar masuk lantas mempengaruhi AS. China dulu juga membangun Great Wall dari tahun 481-221 SM dan baru selesai pada abad 17 hanya untuk melindungi dari serangan utara. Tapi pada kenyataanya serangan itu tetap saja datang.

Musuh dari utara kewalahan dengan dibangunnya tembok yang akan menghalangi untuk menyerang. Tapi kemudian, musuh utara membuat strategi lain dengan menyuap penjaga Great Wall. Hingga akhirnya, dengan mudahnya musuh utara bisa memasuki wilayah musuh dengan mudah.

Great Wall of America pun tak jauh berbeda. Kecanggihan teknologi membuat semuanya malah menjadi semakin mudah. Perdagangan narkoba dan senjata di kedua negara masih bisa dilakukan misal dengan menyuap penjaga, memanfaatkan teknologi drone yang semakin canggih untuk bisa mambuka tembok sehingga imigran ilegal masih bisa masuk atau melalui seribu cara lain (melalui laut salah satunya).

Pembangunan paling kokoh terhadap pertahanan adalah berasal dari manusia itu sendiri. Pembangunan manusia akan bisa mampu menolak segala macam serangan dan pengaruh luar. Manusia yang dibangun akan menghentikan perdagangan narkoba dan senjata, manusia yang dibangun tentu tidak akan melakukan perdagangan manusia, manusia yang dibangun rasa nasionalismenya akan mampu menahan pengaruh dari luar dan pembangunan manusia akan menciptakan perdamaian dunia yang katanya utopis.

Pembangunan manusia bisa dimulai dari pendidikan, pelatihan skill, peningkatan taraf kesejahteraan, dan juga agama. Agama yang sampai saat ini masih dijadikan alat politik hanya dilihat dari luarnya karena pada hakikatnya agama mengajarkan mencintai sesama.

"I would build a great wall, and nobody builds walls better than me, believe me, and I'll build them very inexpensively- I will build a great, great wall on our southern border. And I will have Mexico pay for that wall. Mark my words." --  Donald Trump

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun