Akhirnya terjadilah pertengkaran mulut via telepon di antara keduanya. Ini adalah kali pertama Maesarah berkata kasar pada ibunya bahkan Maesarah mengatakan kalau ibunya tidak tahu apa-apa arti ilmu dan perjuangan sehingga ibunya hanya berijazah SMP.Â
Maesarah hanya bisa mendengar suara tangisan ibunya lalu ibunya hanya bilang pasrah dan menyerahkan keputusan pada anaknya. Ada yang aneh memang, kenapa ibunya ingin cepat-cepat dirinya pulang kampung, apa karena ibunya sudah lama sekali tidak berjumpa Maesarah, memang Maesarah tidak pernah sama sekali pulang ke kampung halamannya semenjak ia kuliah, di sisi lain karena biaya pesawat yang tidak murah tapi juga kesibukan dirinya mengikuti organisasi ini itu dan kesibukan mengajar serta bekerja sehingga ibunya rindu setengah mati pada dirinya dan tidak ingin jauh-jauh darinya.
Hari Wisuda
Maesarah berdandan sangat cantik setibanya di Auditorium utama kampus dengan memakai baju wisuda dan toga yang dikirimkan oleh ayahnya. Maesarah tidak bersedih lagi. Ia bahkan sudah menyiapkan kata-kata maaf untuk ibunya karena semalaman ia bertengkar dengan ibunya. Namun ada yang aneh karena ibunya dan keluarganya belum tiba juga di Bandara Soekarno-Hatta. Seharusnya mereka sudah tiba subuh tadi. Berkali-kali ia menelpon mereka namun anehnya telepon mereka tidak aktif. Rasa cemas menghantui Maesarah. Ia mencoba baca berita pagi ini melalui smartphonenya karena baca berita merupakan hobi Maesarah setiap pagi.
"TERJADI KECELAKAAN PESAWAT LOYAL AIR DENGAN NOMER PENERBANGAN 944 RUTE ACEH-JAKARTA SETELAH SEBELUMNYA HILANG KONTAK DI PERAIRAN SUMATERA. SETELAH DILAKUKAN PENCARIAN TERNYATA PESAWAT LOYAL AIR TENGGELAM SAMPAI SAAT INI TIDAK DITEMUKAN KORBAN YANG SELAMAT."
Seketika smartphonenya jatuh dan air mata menghapus make upnya. Maesarah hanya diam seribu bahasa sambil melihat toga itu. Toga itu seperti macan yang hendak menerkam kepalanya. Panggilan dari teman-temannya tidak terdengar di telinga Maesarah. Beberapa teman mendekati Maesarah namun selanjutnya ia tidak tahu karena dunia baginya hitam dan seketika itu ia tak sadarkan diri. Bahkan Maesarah berharap malaikat maut menjemputnya. Namun Tuhan berkehendak lain dan membiarkan Maesarah hidup sebatang kara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H