"Kak Mega sudah menceritakan padaku. Hehehe, kak Mega kan tidak bisa menyembunyikan sesuatu dariku. Biarpun aku masih SMA, aku adalah teman curhatnya kak Mega. Hehehehe," Tania melanjutkan perkataanya sambil tertawa pelan. Mike hanya diam menunggu Tania melanjutkan.
"Sebenarnya handphone kak Mega itu sengaja ditinggalkan supaya kak Mike tidak bisa menghubungi kak Mega. Hehehe. Kak Mega akan ke Jakarta lagi setelah ayah sembuh dari sakit. Katanya kak Mike sudah tidak peduli lagi pada kak Mega jadi kak Mega sengaja meninggalkan handphonenya disitu supaya kak Mike mau menemuinya kalau kak Mega pulang ke Jakarta," jelas Tania panjang. Mike hanya diam tak percaya. Bisa-bisanya Mega melakukan ini dan mengira  bahwa Mike tak peduli padanya lagi.
"Sudah dulu ya, kak. Takut kedengaran kak Mega, hehehehe," Tania berbisik lagi lalu mematikan teleponnya tanpa menunggu Mike mengatakan apa-apa lagi.
"Sialan. Aku dikerjain," gumamnya kesal.
Mega tega sampai melakukan ini pada Mike hanya karena dia berpikir bahwa Mike sudah tak peduli padanya. Padahal Mike hanya kebingungan harus bagaimana membalas perasaan Mega.
Mike tidak ingin ada perasaan lebih antara mereka berdua. Tapi sudahlah, tidak ada gunanya memikirkan ini. Tunggu saja sampai dia kembali kesini dan Mike akan menemuinya. Toh itu yang dia inginkan - agar Mike bisa menemuinya lagi.
"Dan di pertemuan nanti, aku pastikan aku akan membalas ide nakalnya padaku. Dan laki - laki yang sudah bekerja sama dengan Mega, aku ingin sekali mematahkan lehernya. Sialan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H