Mohon tunggu...
Mario b o j a n o Sogen
Mario b o j a n o Sogen Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum Senja | Penulis | Content Writer

Aku ingin menjadi seperti kunang-kunang. Dalam gelap aku terang. Dalam gelap aku bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Salam Terakhir: 7. Mega Pulang Kampung

24 Februari 2022   21:19 Diperbarui: 24 Februari 2022   21:35 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mike dengan tiba-tiba memutuskan sambungannya tanpa berbicara satu kata pun. Paling tidak, ia sudah bisa memastikan Mega belum tiba di rumah.

Pikiran mulai kemana-mana. Mike berjalan menuju depan pintu, berdiri mematung di depan pintu lalu menatap kosong ke luar. Pikirannya menerawang jauh.

"Masih berada dimana dia? Di dalam pesawat, masih di Bandara di Jakarta atau dalam perjalanan ke rumahnya?" Mike berpikir sendiri menerka di dalam hati.

Tuba-tiba handphone Mega berdering. Panggilan dari Adiknya Tania. Mike melirik sebentar, membiarkannya berdering lalu berjalan kembali dan berdiri mematung di depan pintu.

Tiba-tiba pikiran Mike kembali tertuju pada lelaki yang menemukan handphone Mega. Ia berpikir bagaimana mungkin Mega membiarkan handphonenya tanpa lockscreen ? Terakhir seingatnya di taman Mega membentuk beberapa garis membentuk pola di layar handphonenya.

Mike berpikir keras. Ia mencurigai ini akal-akalan lelaki itu saja.

"Mereka pasti bersekongkol membohongiku. Tunggu - Tania, adik Mega, dari perkataannya tadi Mega benar-benar pulang."
Mike semakin bingung.

Pikirannya lalu tiba-tiba ingi memeriksa isi handphone Mega. Mike mengecek satu per satu pesan whatsapp tapi tidak menemuka pesan dari ayah, ibu bahkan Tania adiknya. Tidak ia temukan juga percakapan yang mencurigakan antara Mega dengan lelaki itu.

Jarinya kemudian dengan cepat membuka sebuah aplikasi yang menyimpan data-data penting Mega dan disana ia menemukan didalamnya Puisi Senja yang Mega kirimkan padanya. Ia tertegun sejenak membaca puisi itu.

Mike menekan tombol lock di samping handphone Mega, menguncinya lalu meletakkan kembali ke meja. Pikirannya kembali tertuju pada Mega.

"Mungkin saja Mega kecewa padaku karena tak membalas satu kata pun setelah membaca puisinya. Bahkan telepon dari Mega pun tidak satu pun yang aku jawab. Aku telah mengabaikannya beberapa kali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun