Oleh: Mohammad Rusdi
Idul Qurban, atau yang sering disebut Idul Adha, merupakan salah satu hari besar dalam agama Islam yang penuh dengan makna dan nilai-nilai luhur. Di balik pelaksanaan ibadah qurban yang identik dengan penyembelihan hewan ternak, terdapat pesan mendalam mengenai keshalihan sosial serta kelestarian lingkungan yang perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Aktualisasi Keshalihan Sosial
Idul Qurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan manifestasi dari nilai-nilai sosial yang tinggi. Dalam pelaksanaan qurban, terdapat berbagai aspek keshalihan sosial yang bisa diwujudkan, antara lain:
Kepedulian terhadap Sesama: Qurban adalah sarana untuk berbagi rezeki dengan sesama, khususnya mereka yang kurang mampu. Daging hewan qurban yang dibagikan kepada fakir miskin menjadi wujud nyata dari rasa empati dan solidaritas sosial. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya membantu dan peduli terhadap kondisi orang lain di sekitar kita.
Menguatkan Tali Silaturahmi: Dalam proses qurban, mulai dari persiapan hingga pembagian daging, sering kali melibatkan banyak pihak. Ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar anggota masyarakat dan keluarga. Kebersamaan dan gotong royong yang terjalin diharapkan dapat memperkuat ikatan sosial di masyarakat.
Menghapus Kesenjangan Sosial: Dengan pembagian daging qurban yang merata, kesenjangan sosial dapat sedikit teratasi. Mereka yang biasanya jarang mengonsumsi daging dapat merasakan nikmatnya daging qurban, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan keadilan sosial.
Kelestarian Lingkungan
Selain aspek sosial, Idul Qurban juga dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan saat pelaksanaan qurban antara lain:
Pengelolaan Sampah yang Baik: Proses penyembelihan hewan qurban menghasilkan banyak limbah, baik berupa sampah organik maupun non-organik. Penting untuk mengelola sampah tersebut dengan baik, misalnya dengan mendaur ulang atau memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk kompos.
Meminimalkan Penggunaan Plastik: Penggunaan plastik dalam pembagian daging qurban bisa dikurangi dengan menggunakan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti daun pisang atau kantong kertas. Hal ini untuk mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan.
Perawatan Hewan dengan Baik: Hewan yang akan dijadikan qurban sebaiknya dipelihara dengan baik, diberikan makanan yang sehat, dan dijaga kebersihannya. Hal ini tidak hanya untuk memastikan kualitas daging yang baik, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan hewan.
Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan: Dalam proses penyembelihan dan pengolahan daging, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan seperti biogas dari kotoran hewan bisa menjadi pilihan. Selain mengurangi pencemaran, juga dapat menghasilkan energi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Spirit Idul Qurban seharusnya tidak berhenti pada ritual penyembelihan hewan saja, tetapi harus diaktualisasikan dalam bentuk tindakan nyata yang mencerminkan keshalihan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.Â
Dengan demikian, Idul Qurban tidak hanya menjadi momen ibadah personal, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan menjaga kelestarian lingkungan.Â
Semoga dengan demikian, kita bisa menjadikan Idul Qurban sebagai tonggak perubahan menuju masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H