Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Politik Kampus

13 November 2023   02:49 Diperbarui: 13 November 2023   04:30 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via retorika id

Akhir tahun adalah fase paling merepotkan bagi pimpinan lembaga kampus. Era menciptakan regenerasi untuk menjadi "Sebagai."

Tulisan Ini tidak lebih dari ocehan belaka. Yang tak berharga dan tak berguna. Jika berarti itu tandanya anda sepakat. 

Senior saya pernah bilang, "Dinamika politik Kampus itu berat, jadi kamu dinda, belajar dulu baik-baik". Saya jawab, "siap bang."

Lalu, yang dinamakan dinamika politik kampus itu tubuhnya bagaimana?

Bargaining, konsolidasi, koalisi, Mc, lobi, jejaring, konflik, kubu, aliansi, sayap, dan lain-lain adalah istilah yang kerap digunakan pada saat momentum politik kampus. Ada kelompok yang hadir sebagai oposisi dan tentunya ada petahana dengan perangkat kerasnya. Persis dengan miniatur hiruk pikuk politik bangsa. 

Ada juga maba dengan ketidak tahuan nya, tiba-tiba di seret untuk terlibat dalam sesuatu yang dikatakan bernuansa politis, ialah PEMIRA, katakanlah!

Kalau dalam manajemen konflik, ada suatu model yang digunakan untuk jalan alternatif sepihak untuk menyelamatkan marwah organisasi, adalah model manajemen konflik Distributif, sederhana untuk kita pahami adalah Aklamasi. 

Kenapa sampai manajemen konflik dibawa-bawa? Ia jelas toh, namanya pemira kampus pasti ada gejala dan timbul konflik. Politik itu sarat dengan kepentingan. Kepentingan si A,B,C, sampai Z. 

Lalu ketika pihak yang diperjuangkan itu menang, kemudian orang-orang yang gerak ini dapat apa? Dapat ilmu praktis, mahasiswa sudah tahu melobi, membangun jejaring, berkomunikasi dengan baik, berkonflik juga dengan apik, asik betul mahasiswa ini. 

Bahkan ada juga yang sampai adu jotos. Ini sudah konflik destruktif akibat merasa dicurangi, tak puas dengan keputusan yang ada, pokoknya figur yang di pilih ini kalah telak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun