Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulannya Perempuan

6 Juli 2023   00:46 Diperbarui: 6 Juli 2023   00:53 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok by the Conservation 

"Iyya benar, tapi ada jawaban yang lebih kena."

"Yaitu karena perempuan itu mahluk yang istimewa. Ibarat buku, ia tidak akan pernah habis untuk di baca. Pada diri perempuan juga ada separuh tulang rusuk laki-laki yang hilang." Jelas wahyu. 

"Alah, saya udah tahu". Terang rapik. yang lainnya, menyimak sambil senyum-senyum ala kadarnya. 

"Tapi ada yang lebih parah, dari perempuan," sambungnya. 

"Ia akan mendadak sensitif dan meronta-ronta kalau sudah datang bulan". Ha, ha, ha, ha,...

Tawa kembali pecah. Semakin menganggu perempuan yang sedari tadi pengen tidur. Apa hendak dikata, kawan-kawan dari pacarnya bertamu dan larut dalam canda tawa. Meski ulah mereka, ada hati yang merasa digunjingi.

"Tapi bukan cuman itu, perempuan kalau sudah tiba masa, nafsunya lebih gede abis, tapi yah, itu kalau di pancing-pancing juga," tambah Ary.  Kali ini tawa pecah dari pada sebelumnya, meramaikan bulan yang sedang sendu. 

Bintang bangkit dari kasurnya, nimbrung dan kekeuh pula, rupa-rupanya ia mendengar candaan dari teman-temannya. Barangkali siapa yang bisa tidur kalau riak-riak suara, hilir mudik dalam telinga. Selalu ada cara dari sekawanan ini untuk melupakan rasa lapar yang menggerogoti. 

Prak,, terdengar bunyi pintu terbanting. 

"Sepertinya kita harus segera pulang, bulan juli sedang tidak ramah" tutup Ari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun