Tiga tahu sudah, dua pejuang keadilan di negeri ini meninggalkan bumi anoa kota Kendari. Randi dan Yusuf yang mati tertembak oleh oknum polisi, 26 September 2019 silam.Â
Aksi demonstrasi, agitasi, refleksi, hingga konsolidasi tak luput dari itu semua. Dalam visi yang sama. Menuntut dalang Pembunuhan dari dua mahasiswa tersebut.Â
Peristiwa Sedarah adalah momentum bersejarah bagi gerakan mahasiswa dari masa ke masa. Turun temurun seperti tradisi yang tumbuh dan harus lestari. Pembantaian, penghilangan, pembunuhan, sampai pada dua Mahasiswa UHO, randi dari Fakultas Perikanan, dan Muhammad Yusuf karadawi dari Fakultas Teknik.Â
Gerakan telah nyata didengungkan dan ditampakkan dihadapan publik. Media mengakumulasi itu semua dalam penyajian secara sederhana tanpa ada investigasi.Â
Sepertinya media lebih tertarik menyoroti apa yang terjadi pada saat demonstrasi, ricuh dan lain sebagainya. Sampai sekarang saya sendiri belum menemukan ada suatu media yang melakukan investigasi dari kasus tersebut.Â
Kenapa pada akhirnya kasus ini menimbulkan tanda tanya. Oknum polisi pembunuh Randi yakni Brigadir Abdul Malik sudah dijatuhi vonis 4 tahun penjara pada 2020 silam oleh pengadilan. Apakah kemudian sebanding dengan dihilangkan nyawa anak manusia yang turun ke jalan menyuarakan keadilan. Ada apa dengan hukum seperti itu. Hanya karena alibi tersangka kooperatif dan memiliki tanggungan sehingga diberikan suatu keringanan. Kan aneh!Â
Sedangkan pembunuh Yusuf sampai saat ini meninggalkan misteri. Mahasiswa teknik yang mati ditembak oleh oknum aparat. Fungsi kepolisian untuk memberikan rasa dan mengayomi masyarakat, seakan-akan dibatalkan fungsinya dengan tragedi tersebut.Â
Mahasiswa Universitas Halu Oleo pada umumnya tidak lupa akan hal ini. Setiap menjelang 26 September selalu saja ada yang melakukan orasi dan lain sebagainya disejumlah titik yang ada. Sampai pada puncak 26 September. Bahkan sebelumnya beragam amalan spiritual telah dilaksanakan. Sebut saja refleksi sedarah dengan Yasinan, tahlilan, do'a bersama. Semua itu dilakukan demi mengenang mendiang Almarhum Randi dan Yusuf.
Mahasiswa Teknik sejauh ini tepat nampak solid ketika turun ke jalan. Saudara mereka telah pergi, namun misteri Kematian akan tetap digelorakan. Hitam seragam mengindikasikan kekompakan.Â
Gerakan September kemarin, OKP lain tak ketinggalan, termasuk Cipayung Plus kota Kendari juga berpartisipasi, dari PMII, GMNI, HMI, HMI MPO, KAHMI, IMM turut serta. Kendati massa yang terhimpun terbilang sedikit. Saya bisa menduga tidak cukup 100 Orang.Â