Kau dan Senja
petala langit memancar jingga
langah kaki berjarak setapakÂ
Perlahan meninggalkan jejak-jejak
Saat semua gegana itu menggumpal
bayang-bayang hitam mendahului malamÂ
Kau,, dengan derap berjalanÂ
Kau,, dengan nafas terengah-engah
Mengutuk, menyumpah serapah
Saat mereka duduk bersila saling merasa
Kau telah melakukannya
senja pergi lagi setelah merekat dalam sanubari
Secepat itu kah? Kehangatan berubah drastis menjadi kedinginan
Matahari pergi menuju tempat istirahatnya
kau berusaha berlari menuju peraduannya dengan tidak mungkin
tubuh itu kuat, tetapi mau sampai kapan
bahagia beberapa saat saja menyapa
lenyap ditelan malam yang tiba-tiba
Lagi-lagi kau tak lagi berdaya
merepetisi penantian pada sosok senja pada hari yang berbeda
Musafar Ukba, 28 Agustus