Siang terik matahari menyengat, udara khas pantai begitu terasa energinya. Tak banyak kendaraan lalu lalang di siang begini. Kemungkinan beristirahat atau sedang melaut, bukankah mata pencaharian masyarakat pesisir adalah sebagai nelayan ?
Berikutnya adalah legalitas memperoleh izin dari pihak kelurahan. Pak lurahnya lagi tidak masuk kantor karena masih sabtu, bukan jam kerja. Untungnya ada sekretaris lagi pantengin beberapa orang yang kerja gedung.Â
Alhamdulillah tidak bertele-tele disini proses administrasinya.Â
Kampung khas pesisir tetap terasa. Meski sepi, tetapi orang-orang yang kami jumpai sejauh ini masih ramah. Sungguh berat sebenarnya membangunkan orang yang lagi tidur, tetapi kami juga kejar deadline, mau tidak mau harus realistis.Â
Pantai kembar. Menjadi alternatif pada siang ini untuk mengambil jeda. Laut lepas sejauh mata memandang. Angin melambai-lambai dengan sejuk. Menjelang sore gini tak ada satu pun orang yang datang di pantai. Sungguh tak ada satu pun orang lain.Â
Setelah data terhimpun dan wawancara selesai, adapun penyempurnaan di lain waktu saja. Kami balik, tak lupa mengambil momen-momen penting minimal dua tiga jepretan.Â
"Halo guys, kali ini kami lagi di kolaka, setelah seharian penuh akhirnya kami pulang,, pemandangan juga indah sekali,,,,
Hamparan sawah,,,,laut,,,,kelelawar sore,,,Haloo orang Kolaka,,,,
Entah maksud Vlog kami ini apa, tapi keseruannya ada. Teriak-teriak melawan laju angin, bicara pun ngelantur. Yang penting videonya rekamannya ada. Persetan kalau ada yang bilang pekerjaan kami ini mudah dan perjalanan yang singkat.Â
Debu-debu berterbangan, wajah nampak kuning, mata memerah. Kami menyadari setelah tiba kembali di Rumah Tiwi. Sore perlahan menuruni petala langit, maksud hati tak lagi singgah, tetapi apa mau dikata, pada akhirnya transitlah jua .Â
Sementara ada kabar dari jimin, kalau Fikar dan Bintang akan datang ke Kolaka juga membersamai, wah semakin seru nih, liburan kali ini.Â