Maraknya Aksi demonstrasi OKP ataupun gerakan kepemudaan yang diinisiasi oleh mahasiswa terhadap isu-isu termutakhir selalu menjadi topik menarik. Â
Terkhusus wilayah kota Kendari, gerakan kepemudaan ataupun mahasiswa selalu menjadi hiruk-pikuk yang telah lumrah pada kalangan masyarakat sekitar.Â
Pada Kamis (7/7/2022) selama satu jam tepatnya pukul 18.30-19.30 WITA, oknum mahasiswa kembali melakukan orasi dengan memblokade jalan di pertigaan kampus uho. Hal tersebut berdasarkan beberapa keterangan situs media lokal, dipicu sebagai bagian dari pada reaksi oknum tersebut terhadap aktivitas patroli kepolisian yang dianggap membuat risih.Â
Tim Kepolisian yang selama satu bulan terakhir ini, selama empat kali melakukan patroli menyusuri sepanjang jalan yang dianggap rawan konflik dan sering menimbulkan kekacauan atau sebagai antisipasi terhadap aksi-aksi yang merugikan masyarakat sekitar.Â
Tak terima atau merasa tidak nyaman dengan kedatangan oknum-oknum tersebut, oknum yang menganggap dirinya sebagai mahasiswa ini merasa terganggu kenyamanannya lantaran suara bising yang kerap timbul saat melakukan patroli, menyebabkan oknum mahasiswa mahasiswa ini tak terima dan memblokade jalan.Â
Hal ini sebenarnya berangkat dari oknum mahasiswa ini yang tidak menginginkan stigma buruk menimpa area sekitaran kampus terkhusus area pertigaan.Â
"Kami tidak ingin patroli di depan kampus karena ada stigma bahwa daerah rawan dan sering terjadi kejahatan". Dikutip dari TribunNewsSultra.com.Â
Saat ini area pertigaan kampus baru menuju Pasar baru wua-wua, telah tersedia posko penjagaan aparat kepolisian untuk meminimalisir atau pencegahan terhadap tindakan kriminalitas yang kerap terjadi disekitaran kampus baru UHO.Â
Pada tempat yang sama, masih pada area sekitaran kampus baru terjadi kembali tindakan kriminalitas berupa pembacokan hanya pada persoalan yang sederhana.Â
Diberitakan Kendariinfo , seorang mahasiswa penghuni indekos menjadi korban pembacokan hanya karena mencoba menegur temannya yang ribut pada dini hari kamis, sehingga korban luka-luka pada punggung dan siku kirinya.Â
Bertolak pada dua kasus tersebut, seyogyanya mahasiswa memiliki kepekaan atau tidak merasa terganggu dengan aktivitas patroli kepolisian ini. Karena semua demi keamanan dan keselamatan bagi warga sekitar.Â
Aksi orasi yang mulanya dipicu karena ketidaknyamanan terhadap aparat kemanan semestinya direnungkan kembali. Apalagi informasi tambahan yang menyebutkan bahwa oknum mahasiswa ini jumlahnya saat memblokade jalan mulanya adalah 3 orang, tapi karena desakan dari senior sehingga bertambah sampai 30 orang.Â
Jika mahasiswa hari ini memiliki kepekaan demi kepekaan, maka tidak akan gaduh dan mengganggu aktivitas masyarakat, jika idealisme itu adalah unsur penting yang melekat dalam diri mahasiswa sebagai pembela masyarakat, maka semestinya tidak menganggu masyarakat.Â
Dikatakan oknum maka artinya tidak mencakupi keseluruhan, tetapi orang-orang tertentu saja yang terlibat dalam suatu kejadian. Maka oknum-oknum ini barangkali sering dikonotasikan sebagai pelaku dalam suatu kelompok.Â
Mahasiswa Sultra, tak pernah lekas dan henti dalam menyuarakan kebenaran dimuka umum. Apalagi isu-isu yang berhubungan dengan kemaslahatan umat.
Kemarin pada 11 April, Aliansi mahasiswa dari berbagai ornamen bahu-membahu turun ke jalan demi menentang wacana politik nasional yang sudah berseberangan dengan konstitusi. Ini semua adalah indikasi bahwa mahasiswa itu Baperan, peka terhadap semua situasi dan kondisi. Meskipun bukan cuman mahasiswa UHO, Aliansi BEM se indonesia pun juga serentak turun ke jalan.Â
Terkhusus wilayah Sultra, masih sering akan dijumpai orasi-orasi ataupun agitasi sebagainya, dari beberapa kelompok mahasiswa yang tidak menginginkan bentuk kezaliman ada didepan mata.Â
Sekali lagi mahasiswa adalah sebagai agen yang menempatkan diri sebagai subyek dalam kontrol sosial, maka tentunya orientasi dalam setiap gerakan adalah untuk masyarakat. Sangat membatalkan apa yang selama ini didengungkan pada podium ataupun mikrofon jika hanya menganggu sampai merusak tatanan yang sudah ada.Â
Oknum mahasiswa Sultra dominan isu-isu tambang yang dipersoalkan, semua wacananya menolak eksploitasi yang destruktif ataupun permasalahan legalitas suatu Perseroan Terbatas. Terlepas dari itu bahwa, harapan dan tujuan mulia Mahasiswa mesti dijaga, bukan malahan dirusak gerakan-gerakan yang telah dibangun, jika ujungnya semua hanya mementingkan nafsu belaka.Â
Mahasiswa sultra mesti Baperan, selain peka terhadap terhadap isu-isu lokal, nasional, ataupun kebijakan yang dianggap tidak adil, pun juga membawa pada perubahan yang signifikan sebagai generasi penerus perjuangan bangsa menuju ketentraman dan keadilan.Â
Selalu ada rintangan dalam setiap gerakan, aparat pula sebagai pengatur stabilitas keamanan dalam masyarakat, jika beroperasi untuk kemaslahatan bersama betul-betul harus sungguh-sungguh demi meminimalisir tindakan kriminalitas, ini patut untuk didukung dan tak perlu dicekal.Â
Mahasiswa mesti tahu dalam memposisikan diri. Terkhusus Kota Kendari sebagai kota bertakwa, mesti dirawat bukan malah dinodai dengan tindakan pembusuran, pembacokan, pelecehan, penikaman, dan tindakan kriminalitas lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI