Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembali Melangkah

1 Juli 2022   07:47 Diperbarui: 1 Juli 2022   07:52 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melangkah. Gambar via Pixabay.com

Juni terukir beberapa tapak waktu membekas
Bulan patah hati dan air mata lekas

Mengawali hari yang cerah
kebahagiaan bercokol indah
Kekecewaan untuk sementara di jeda
kegusaran untuk sementara ditunda

Juli dalam pancaran mentari
menyala pagi mencurahkan segenap energi
jiwa-jiwa yang risau akan diri
kapan lagi memberi inspirasi
Kapan lagi bisa mengumandangkan syair
bersama pujaan hati

Kembali setelah stagnan
Diam memberontak
Melangkah membludak

Banyak alur berkelok-kelok
banyak setapak yang mesti dijejaki
Nun jauh itu
menunggu kepastian,,
entah sampai kapan?
Juli harap mengerti, bumi tidak lagi meringis

Mengawali hari yang baru
atau barangkali semua hari sama saja
Tema pengorbanan dan pengabdian
senantiasa didengungkan
teruntuk sekian manusia yang menuju tempat kesucian
Titipan salam hanya bisa mengiringi kepergian

Semoga esok hari,,,,
Kami nan mereka pula mengikuti jejak,,
Melangkah kembali

Musafar Ukba, 1/7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun