Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis Pesisir

7 Mei 2022   23:50 Diperbarui: 8 Mei 2022   13:58 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis pesisir amat Ayu
Menatap deru gelombang maha biru
Membiarkan diri diperkosa udara senja 
buih-buih pun tak mau kalah 
bersanding dengan senyuman penuh cinta 

Gadis itu sangat tabah
dengan segala gempuran lara
Seperti batu-batu cadas kokoh 
Dihantam bertubi-tubi gelombang
Tak gentar sedikitpun jua 

Di selasar pantai,,,
selalu saja sumringah kendati sangat mahir dalam menyembunyikan luka

Apalagi pada saat senja tiba 

kehilangan selalu pasti menyakitkan
Paling parah adalah orang yang memberikan cinta, pergi meninggalkan rumah
"sedikit lama" katanya dulu kala

Selama sekian bulir pasir masih bercengkerama dengan ombak
selama senja menjadi santapan netra
dan selama daksa masih bisa menghirup udara tenteram dengan merdeka

Gadis ditepian pesisir kan tabah 
Menerima dengan lapang dada
seluas hamparan samudera
sampai sang kekasih yang ditunggu-tunggu itu datang
Entah sampai kapan,,,,

Mu,,,.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun