Hujan kembali merintih sejadi-jadinya
menumpahkan air bah tuk dahaga
Kilatan cahaya sekelebatan berseliweran
menemani hujan merengkuh tanah yang merindukan sentuhannya
Di selasar tepian masih pada perasaan yang sama
berlindung lewat dekapan dari guyuran
tiba-tiba guntur benar-benar menohok
sirna sudah kepongahan hanya karena cambukan halilintar
hujan berirama menggelayut ditelinga
adakah yang mau berkesempatan untuk meminta?
saat-saat mustajab untuk menunjukkan dirinya sebagai hamba yang takut!
"Ya Tuhan ! jadikanlah hujan ini membawa berkah"
saat kilatan yang mengagetkan itu
sesungguhnya Engkau sedang menegur agar sekiranya insan itu bisa tersadar dan menyebut
Hujan,,,
telah menyirami semua kekosongan kalbu  setelah menyisakan rinai
suaramu yang teduh nan nyenyak tuk tertidur
menahan diri untuk sejenak rehat
beristirahat dan merenung lah!Â
Musafar Ukba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H