Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tatapan Teduh

23 Maret 2022   21:51 Diperbarui: 23 Maret 2022   21:57 3396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diatas nakas terpampang aksara tebal
Menyelami alam imaji lewat goresan penggugah jiwa
netra yang perlahan menahan kantuk 
pelik memang tapi kadangkala harus dipaksakan

Malam yang kalang kabut
terjaga oleh lengang dalam tirai ratu gulita
sekelebat tatapan itu, ya sulit dipahami
tapi kenapa menggelayut mengerubungi 
termasuk sampai detik ini

Sungguh ini terlalu picisan untuk diungkap
tapi harus diakui kepada remang malam
tatapan indah dan teduh itu
betul-betul utuh telah merenggut 
perasaan telah tertambat kepada lirih dan sikap yang ayu

Sekiranya buku bisa menjadi saksi bisu
pada tiap lembaran ada jejak tertinggal 
ada perasaan yang tak kunjung diungkapkan, sampai pada rindu yang meronta pada keheningan malam

Salam!

Coretan pena : Musafar Ukba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun