Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semakin Lanjut Usia

8 Februari 2022   17:52 Diperbarui: 8 Februari 2022   17:57 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon tua. Via pixabay

Pohon yang kalang kabut
menunggu desiran angin menggugurkan 
dedaunan yang sudah termakan waktu
kabut pekat tak menyentuh namun semakin mendekat, buram semua penglihatan ke masa depan

Bangku kosong hanya berisi dedaunan rontok kering 
menyisakan jejak dan kenangan dulu 
masih kokoh kuat dan segar 
sekarang tinggal keriput tua dan perlahan mengelupas

Ranting yang merambat kemana-mana 
biji telah biak menjadi pokok-pokok muda
meninggalkan induk yang merasa tak lama lagi kan betul-betul runtuh 
sudah tak kuasa menahan dahan yang kan patah 

Bangku kosong lamat-lamat menunggu
Gerangan mana yang mengisi tuk bernaung
memberikan teduh meski tak serapat dan serindang dulu

Sekarang  semakin lanjut Usia
harap menambah tambahan pahala meskipun dengan tubuhnya yang ringkih
akan berusaha menaungi disisa masa yang ada, sebelum benar-benar kembali ke Pangkuan-Nya

Musafar Ukba, 8 Februari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun