Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemuda Disisa Kedinginan

31 Januari 2022   13:57 Diperbarui: 27 Februari 2022   12:44 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda itu berjalan meninggalkan jejak bersalju
Jembatan keram berlapis butiran putih telah berlalu, menunggu sehasta berikutnya untuk melaju 

Mentari masih remang-remang terselimuti
Kabut salju 
Pepohonan menggigil kedinginan dengan pemuda yang mengenakan mantel hitam mengeksplorasi jalan belantara mencari kedamaian jiwa

Ke depan sana tak terjangkau bidikan netra
hanya bisa menerka dan menduga 
semoga di setapak berikutnya 
kehangatan akan menghiasi perasaannya dari perjalanan lampau oleh dinginnya sikap dan perkataan

Setiap derap langkah beriringan dengan tarikan nafas panjang pertanda lelah sepanjang jalan 
hampir-hampir menyerupai asap mengepul, embusan nafas yang keluar oleh kedinginan yang semakin menyayat

Pemuda disisa kedinginan takkan berhenti meskipun harus tertatih-tatih
karena pada tiap pijakan kaki
akan meninggalkan jejak pengorbanan menuju tempat kehangatan dan keabadian 

Musafar Ukba,31 Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun