Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapal Malam Berlayar

19 November 2021   23:00 Diperbarui: 19 November 2021   23:02 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desiran ombak menggelayut di telinga
Angin berhembus menembus sukma
Pekat kabut sedikit menyingkap labirin awan malam bersama rembulan bersiaga

Kerlap cahaya berkilauan
Di tepi pulau warna-warni pelangi diujung mata memandang penuh rasa dan ingin kembali berjumpa

Aroma laut sangat terasa
biru hitam pekat dan gelembung putih kapal pesohor berlayar mengarungi samudera, sedikit terombang menahan gempuran ombak udara dingin dimalam yang terjaga

Riuh suara bising mesin bersuara
Beradu cerita dengan sejoli yang duduk  ditepian untuk bercinta, sedikit gelagapan saat sekelabat netra tak sengaja meneropong tingkah remaja yang sedang digandrungi asmara

Anak-anak kecil dengan teduhnya meraba wajah ibunya yang pulas
sementara dia seorang dengan tangan memangku sibuk memandang di seberang sana kapan kiranya akan kembali bersua dengannya

Dengan rasa yang menggebu
Hati terus merindu
kapal semakin kencang memacu
dia seorang terus terpaku berjibaku dengan pertemuan yang lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun