Langkah tersendat di bukit berbatu teriring harap memacu dengan sayup-sayup majuÂ
Adrenalin dipacu degup jantung memburu, Menyeduh udara malam hingga bercengkrama dengan kabut yang MerinduÂ
Satu ucap terlintas menjejaki puncak harapan, "aku ingin seperti dirimu, terkesan basa basi tapi selalu ada solusi dan tak pernah lelah memberi inspirasi".
Kaki semakin melangkah dengan tertatih-tatih, alam melambai menyorak dari arah manapun memberi secercah harapan hingga menohok sanubari
Hati semakin meringis kala kenangan itu cukup menikam juga, mendaki bukan cuman pelampiasan tetapi dia adalah harapan qalbu dari kenyataan pilu. Bercengkrama dengan tanah curam, sampai lupa dilema hanya sebatas menyapa saja, hanya untuk memastikan engkau tidak rapuh.
Mendaki semakin menjadi menguras semua perih, menerobos batas ruang hati. Menyulut kembali semangat dan membangkitkan asa, menitih jalan diri dari sepinya pelampiasan ini.Â
Untuk sementara cukup dikunci mati  esok hari meskipun misteri, tetap yakini kalau tetap sejalur dengannya maka cukup tunggu waktunya saja sampai meraih keindahan senja di puncak tertinggi.Â
Musafar Ukba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H